merdekanews.co
Jumat, 14 Juli 2023 - 12:55 WIB

China Menyatakan Menentang Segala Bentuk Islamofobia

Jyg - merdekanews.co
Ilustrasi. (foto: istimewa)

Jakarta,  MERDEKANEWS -- China secara tegas menyatakan menentang segala bentuk Islamofobia. Hal itu disampaikan diplomat tertinggi negara itu dalam sebuah debat selama sesi ke-53 Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR) yang tengah berlangsung di Jenewa, Swiss.

Duta Besar Chen Xu, Kepala Misi China untuk PBB, menekankan bahwa China selalu mendorong sikap saling menghormati, toleransi, dan pengertian di antara peradaban yang berbeda.

UNHRC pada Selasa (11/7) melakukan pertemuan mendesak terkait peningkatan yang mengkhawatirkan dalam tindakan kebencian agama yang terencana dan dilakukan di hadapan publik, seperti yang ditunjukkan oleh aksi penodaan berulang kali terhadap Al-Qur'an di beberapa negara Eropa.

Seperti dilansir antaranews, Dewan Hak Asasi Manusia PBB kemudian mengadopsi resolusi tentang masalah itu pada Rabu (12/07) pagi.

Chen mengatakan China mendukung pertemuan mendesak ini dan menekankan bahwa Negeri Tirai Bambu itu mengutuk insiden penodaan terhadap Al-Qur'an.

"Apa yang disebut "kebebasan berekspresi" tidak boleh digunakan sebagai pembenaran untuk menghasut benturan peradaban, atau menciptakan konfrontasi," ujar Chen.

"Peradaban Islam telah memberikan kontribusi penting bagi peradaban dunia, serta keyakinan beragama dan perasaan umat Islam adalah hal yang penting," katanya.

Chen juga menyampaikan dalam sesi tersebut bahwa China siap bekerja dengan semua pihak untuk mengimplementasikan Inisiatif Peradaban Global (Global Civilization Initiative), yang mengadvokasi kepatuhan terhadap prinsip-prinsip kesetaraan, pembelajaran bersama, dialog dan toleransi antarperadaban.

Dia menambahkan bahwa kesalahpahaman antarperadaban dapat diatasi melalui pertukaran yang ditingkatkan, dan bentrokan dihindari dengan memperkuat pembelajaran bersama.

"China berharap dan meyakini bahwa pertemuan mendesak ini, yang diikuti dengan dialog dan diskusi tematik, akan mendorong beberapa negara untuk menunjukkan tekad politik dan mengambil tindakan praktis guna mengatasi masalah mengakar yang mengarah pada arogansi, diskriminasi, dan xenofobia, guna meningkatkan pemahaman dan rasa hormat terhadap berbagai agama dan peradaban, dan untuk mempromosikan pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," katanya.

(Jyg)