merdekanews.co
Selasa, 20 Februari 2018 - 18:51 WIB

Idrus: Permintaan Maaf Ara Layak Ditiru Politisi 'Zaman Now'

alisya purwanti - merdekanews.co
Menteri Sosial Idrus Marham

Jakarta MERDEKANEWS - Mantan Ketum KNPI yang saat ini menjabat menteri sosial Idrus Marham mengapresiasi permintaan maaf politisi PDIP Maruarar Sirait kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, terkait insiden di Piala Presiden 2018.

Kata Idurs, sikap Ara, sapaan akrab Maruara menunjukkan budaya politik yang layak ditiru kalangan politisi muda. "Saya kira begini ya, jadi dengan pernyataan yang disampaikan (Maruarar) secara jujur itu, yaitu patut menjadi contoh teladan dikalangan kita semua, jadi sebagai tokoh muda yang telah memberikan contoh bagaimana sejatinya kita berbuat secara jujur," kata Idrus di Jakarta, Selasa (20/02/2018).

Idrus menambahkan, pengakuan Ara terkesan tulus, ikhlas dan sportif. Perilaku yang sangat langka terjadi di 'zaman now'. "Saya kira ini sangat sportif dan itu contoh teladan yg sangat mahal sekarang ini gitu-loh," papar mantan Sekjen Golkar itu.

Senada dengan Idrus, Wasekjen Golkar, Maman Abdurrahman mengapresiasi sikap Maruarar yang meminta maaf dan berani pasang badan. Sikap tersebut menunjukkan Ara adalah sosol yang bertanggung jawab. "Artinya, sebagai sesama manusia saya pikir setiap orang kan punya kelalaiankan, tapi kita memberikan apresiasi,” kata Maman.

Maman berharap, pengakuan kesalahan yang dilontarkan Ara selaku Ketua SC Piala Presiden 2018, bisa meredakan kegaduhan. "Harapan saya dengan adanya pengakuan kesalahan yang dilakukan mas Maruar, ya kita harus sudahi-lah polemik ini," paparnya.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, berpendapat, permohonan maaf Maruarar Sirait, memang sudah semestinya dilakukan. "Positif saja bagus emang seharusnya begitu kalau memang ada kesalahan di akui kesalahannya dan minta maaf dan itu bisa mengakhiri polemik yang tidak  perlu," ungkap Djayadi

Djayadi menuturkan, memang seharusnya begitu kalau ada kesalahan, segera diakui kesalahan dan meminta maaf. Dijamin, tidak akan rugi juga itu dilakukan. Karena hal yang lumrah, dan memang harus dijadikan budaya politik di Indonesia.

 

  (alisya purwanti)