merdekanews.co
Minggu, 02 Juli 2023 - 14:50 WIB

Prabowo Bicara Soal Tudingan Penculik dan Pelanggar HAM yang Selalu Muncul Jelang Pilpres

Jyg - merdekanews.co
Prabowo Subianto dan Najwa Shihab. (foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menanggapi isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) 1998 selalu muncul dan dikaitkan dengannya setiap gelaran Pilpres. Menurutnya, hal itu sah-sah saja.

Prabowo kerap dicap sebagai pembunuh hingga penculik usai peristiwa 1998. Ia menegaskan bahwa dirinya sudah berkali-kali menjelaskan mengenai isu tersebut di ruang publik. Sebab, isu tersebut selalu muncul ketika dirinya berkontestasi.

Prabowo lantas mengungkit soal sudah maju ke pilpres berkali-kali, baik sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).

Prabowo dalam tayangan Mata Najwa, Jumat (30/06) mengatakan, di negara yang menganut sistem demokrasi liberal, biasanya lawan politik akan saling menjelek-jelekkan satu sama lain guna menjatuhkan popularitas lawannya.

"Kalau bisa, dijelek-jelekin terus supaya tidak bisa muncul. Nah, ini fenomena di banyak negara. Kita lihat di Amerika saja kan begitu. Di Amerika saja dicari-cari segala macam," ucapnya.

Di negara demokrasi, lanjut dia, masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih pemimpin. "Selalu dibilang ini lah, itu lah, mau kudeta, ya kan? Dan sebagainya, penculik, pembunuh, jadi gimana ya? Saya mau apakan?" katanya.

"Bahwa ini kan demokrasi, kalau rakyat percaya semua tudingan-tudingan itu, ya rakyat enggak usah pilih saya, selesai kan?" ucapnya menambahkan.

Ia menjelaskan isu pelanggaran HAM sudah dikaitkan dengan dirinya sejak 2004. Saat itu, Prabowo mengikuti konvensi Partai Golkar. Prabowo menyebut isu pelanggaran HAM terus dikaitkan dengannya hingga maju sebagai cawapres dan capres.

"Memang tiap kali saya ikut, apalagi kalau angka polling saya agak bagus, ya mulai keluar HAM dan sebagainya. Saya kira dalam kehidupan politik di mana-mana itu biasa. Apalagi dalam demokrasi liberal, lawan itu harus kita turunkan popularitasnya," katanya.

Prabowo menganggap isu pelanggaran HAM yang dikaitkan dengan dirinya itu sebagai risiko lantaran pernah menjadi prajurit TNI. Prabowo mengakui semua tudingan tersebut mengganggunya dan kerap membuatnya tidak nyaman.

Meski demikian, ia menyatakan saat menjadi prajurit telah melaksanakan tugas yang diberikan sebaik-baiknya dan sesuai dengan sumpah.

"Itu risiko seorang prajurit, ya kan? Itu risiko saya, banyak rekan saya, anak buah saya hilang tangan, malah gugur, ya itu risiko saya, saya harus hadapi," katanya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menjawab pertanyaan soal sikapnya yang merawat sebagian mantan anggota Tim Mawar dengan menjadikan mereka pejabat di Kementerian Pertahanan.

Tim Mawar adalah Grup IV Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat yang saat itu dikomandoi oleh Prabowo. Mereka diduga menjadi dalang operasi penculikan puluhan aktivis menjelang Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR 1998.

Prabowo mengatakan mantan anggota Tim Mawar yang dijadikan pejabat di Kemhan itu sebelumnya telah diadili melalui proses hukum. Menurutnya, mereka masih prajurit-prajurit terbaik.

"Kalau kita lihat mereka kan sudah diadili, sudah lewat proses hukum, sudah selesai sekian puluh tahun yang lalu, mereka masih di tentara, dan mereka adalah prajurit-prajurit yang terbaik," katanya.

(Jyg)