
Jakarta, MERDEKANEWS - Rusaknya beberapa fasilitas di Stadion Utama Gelora Bung Karno membuat Wapres Jusuf Kalla kesal. JK menyindir Panitia Piala Presiden 2018.
Bagi orang nomor dua di Indonesia itu, pengrusakan yang terjadi disebabkan buruknya manajemen penjualan tiket. Diketahui, beberapa fasilitas rusak saat laga final antara Persija Jakarta melawan Bali United.
Karena itu, dia berharap ke depannya persoalan terkait penjualan tiket yang tak maksimal, bisa diatur dengan baik
"Betul diatur tiketnya harus dijual dulu, sehingga tidak ada orang yang merasa bisa menerobos. Karena itu (kerusakan) akibat daripada itu (penjualan tiket yang belum diatur) kan," katanya kepada awak media di Jakarta, Minggu (18/02).
Menurut JK, kerusakan fasilitas bisa dihindari apabila jumlah suporter yang masuk sesuai dengan kapasitas.
Dia menilai, bukan hanya di SUGBK, di stadion mana pun berpotensi terjadi hal serup apabila besar kapasitas lebih kecil dari tiket yang ada.
"Di stadion mana pun bisa terjadi seperti itu. Makanya jumlah penontonnya tak boleh melebihi kapasitas," ternag dia.
Maruarar Sirait, Ketua Panitia Piala Presiden 2018 mengatakan, laga final pihaknya menjual tiket Rp 5 miliar. Penjualan ini terbesar sepanjang pertandingan Piala Presiden. (Sam Hamdan)
-
Nyeleneh, Bahrain Minta Dikawal Rantis Saat Berlaga di SUGBK?! Bahrain dikabarkan meminta pengawalan menggunakan kendaraan taktis (rantis) saat menghadapi Timnas Indonesia
-
Pria Dikeroyok Oknum Jakmania Bukan Bobotoh Persib, Tapi Penyandang Disabilitas! Belakangan terungkap jika pria yang jadi korban pengeroyokan oknum Jakmania merupakan penyandang disabilitas.
-
TimnasDay: Ternyata Jepang Pernah Gagal Menang di SUGBK! Namun menariknya, dua laga tersebut, Jepang tidak pernah menang.
-
Inspeksi Stadion GBK, Erick Thohir: Kita Siap Jamu Australia Tinjau Kondisi Akhir Stadion GBK, Erick Thohir: Kita Siap Jamu Australia
-
Berpotensi Macet, Kapolri Imbau Masyarakat Hindari Kawasan GBK Saat Misa Akbar Misa akbar tersebut diperkirakan bakal dihadiri 87 ribu orang dari berbagai penjuru Jakarta dan sekitarnya, sehingga kepadatan tak bisa dihindari