Jembatan Kretek 2 Diresmikan: Potensi Wisata Pesisir Selatan Terdongkrak, Distribusi Logistik Lancar
Yogyakarta, MERDEKANEWS -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meresmikan Jembatan Kretek 2 yang terletak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat, (02/06).
"Hari ini Alhamdulillah kita resmikan Jembatan Kretek kedua yang menyebrangi Sungai Opak sepanjang 556 meter dan memiliki empat lajur dibangun dengan biaya 364 miliar (Rupiah)," kata Presiden Jokowi.
Pembangunan Jembatan Kretek 2 merupakan bagian dari upaya pemerintah menghubungkan ujung barat sampai ujung timur Pulau Jawa melalui jalur Lintas Selatan sepanjang 1320 km.
Menurut Presiden, pembangunan infrastruktur jalur lintas selatan di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah telah tembus dan selesai 100 persen aspal. Sisanya di wilayah DIY dan Jawa Timur sepanjang 45 km akan tuntas seluruhnya pada tahun 2024 yang akan datang.
Presiden berharap pembangunan infrastruktur jalan lintas di Pulau Jawa dapat memperlancar distribusi logistik antardaerah.
"Kita harapkan dengan tiga jalur yang ada di Pulau Jawa di Selatan, di Tengah, kemudian di Utara, kelancaran logistik, daya saing produk-produk yang ada akan makin baik," kata Presiden.
Menteri Basuki mengatakan, pembangunan jalan lintas Pansela Jawa diharapkan dapat meningkatkan potensi wisata di pesisir selatan juga dapat mengurangi kesenjangan ekonomi antara Pantai Utara (Pantura) yang maju dan Pantai Selatan Jawa.
"Kita terus promosikan jalur Pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat Selatan. Karena tidak hanya jalannya yang bagus namun juga memiliki pemandangan yang indah (panoramic road) dan terdapat banyak obyek wisata," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR mengatakan, total penanganan Jembatan Kretek 2 sepanjang 2,7 km selama dua tahun sejak 2021 hingga awal 2023 yang menyebrangi Sungai Opak.
"Pembangunannya menggunakan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) untuk meredam dampak gempa bumi. Serta dilengkapi dengan teknologi antisipasi gempa bumi lainnya," ujarnya.
Lurah Parangtritis, Topo mengatakan bahwa Jembatan Kretek 2 sudah lama sekali dinantikan warga, karena daerah pantai pesisir selatan ini banyak daerah wisata khususnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi warga Parangtritis.
"Harapannya perekonomian masyarakat meningkat pesat karena ini daerah wisata khususnya Parangtritis termasuk Bantul bagian Selatan, setelah ini jadi walaupun kemarin belum diresmikan dampaknya sudah sangat terasa," kata Topo.
Turut mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Kepala BBPJN Jateng - DIY Rien Marlia dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Dwi Purwantoro.
-
Dibayar Full 10 Hari Sebelum Lebaran, Tenaga Honorer Dipastikan Tidak Dapat THR! Ketetapan menyangkut hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2024 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya dan gaji Ketiga Belas
-
Kapolda Bakal Jadi Saksi Dugaan Kecurangan Pemilu 2024, Kapolri Respons Begini Listyo masih menunggu Kapolda mana yang akan dibawa sebagai saksi ke MK oleh kubu Ganjar-Mahfud
-
KAI Wisata Boyong 2 Penghargaan Anugerah BUMN 2024 KAI Wisata terus menunjukkan komitmen dalam menghadirkan inovasi bisnis dan strategi yang mendukung kemajuan sektor Bisnis Pariwisata Kereta Api di Indonesia. Beberapa inovasi bisnis yang telah diimplementasikan oleh KAI Wisata mencakup teknologi, layanan, dan pengelolaan operasional yang lebih efisien
-
Jokowi Resmikan Pabrik Percontohan Minyak Makan Merah Pertama di Indonesia Harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng yang ada di pasaran. Artinya, barang ini bisa bersaing di pasar, bisa bersaing dan harganya kompetitif
-
Pemerintah Gandeng Kadin Kembangkan Model Link and Match SMK dan Industri Pariwisata Tujuan dari kebijakan ini adalah memfasilitasi kerjasama yang kuat antara SMK dan industri pariwisata dalam pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan. Hal ini bertujuan agar lulusan SMK dapat memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri