merdekanews.co
Senin, 05 Februari 2018 - 00:12 WIB

Membangunkan Macan Tidur

Rumah Mantan Deputi Basarnas Ditembaki, Terkait Pilkada Jabar?

Sam Hamdan - merdekanews.co
Kaca rumah Mayjen (Purn) Tatang Zaenudin pecah akibat ditembak

Depok, MERDEKANEWS - Aksi teror terjadi di Cimanggis, Depok, Jabar. Yang menjadi korbannya adalah mantan Deputi Basarnas, Mayjen TNI (Purnawirawan) Tatang Zaenudin.

Rumah Tatang diteror orang tak dikenal (OTK). Pelaku menembaki rumahnya saat istri Tatang tengah bersantai di teras. Tatang mengaku tidak pernah punya musuh.

Tapi, Tatang pernah digadang-gadang menjadi calon gubernur Jabar. Benarkah aksi teror terkait pilkada?

Peristiwa yang terjadi pada Selasa, 30 Januari 2018  tersebut membuat Euis Sunansih, istri Tatang, syok berat. Ia tak menyangka bakal menjadi korban teror senjata api.

“Saya pikir tadinya ada pohon jatuh, enggak tahunya bunyi tembakan. Suaraya keras, saya langsung masuk ke dalam, takut. Saya tahunya itu bekas tembakan dari salah satu asisten yang ngecek,” katanya saat ditemui awak media di kediamanya di Jalan Bukit Pasir, Cimanggis Depok, Jawa Barat, Minggu, 4 Februari 2018.

Peluru yang ditembak oleh orang tak dikenal itu mengenai bagian kaca teras rumah hingga retak. Namun sayangnya, polisi yang melakukan olah Tempat Kejadian Perakara (TKP) tidak menemukan selongsong peluru atau barang bukti lainnya di tempat tersebut.

“Pas kejadian saya langsung telepon bapak, saya masih syok takut kalau duduk di depan rumah,” kata Euis.

Tatang menegaskan, pihaknya tidak pernah memiliki musuh atau pun persoalan pada pihak mana pun walau banyak yang mengaitkan teror ini dengan perjalanan politiknya yang sempat digadang-gadang sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat.

“Saya yakinkan itu kurang benar. Kebenaran terkait motif teror saya yakin akan terungkap jika pelakunya tertangkap dan siapa dalang dari ini semua. Kami minta Polri untuk segera bertindak agar kami mendapat keadilan hukum,” katanya.

Tatang mengungkapkan, tindakan teror menggunakan senjata adalah kejahatan besar. Jika pelaku tidak segera tertangkap maka bukan tidak mungkin akan terulang kembali.

“Jika teror ini dilakukan untuk membungkam suara kami yang selalu lantang menolak ketidakadilan dan istiqomah dalam membela kebenaran, maka seribu butir peluru pun yang akan saudara tembakan, saya tidak akan bisa untuk dibungkam,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai salah satu perwira di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tersebut.

Dia mengatakan, teror yang dilakukan kepadanya salah alamat. "Ini sama saja membangunkan macan tidur,” kata dia.
Terkait kasus tersebut, Tatang pun menyerahkan sepenuhnya pada aparat terkait, dalam hal ini Polresta Depok.

  (Sam Hamdan)