merdekanews.co
Selasa, 30 Januari 2018 - 17:17 WIB

Jalan Warung Buncit Raya Tinggal Kenangan

Jalan Jenderal AH Nasution Belum Muncul di Waze dan Google Maps

Sam Hamdani - merdekanews.co
Kawasan Buncit Raya yang berubah nama.

Jakarta, MERDEKANEWS - Jalan Jenderal AH Nasution belum muncul di aplikasi Waze dan Google Maps. Nama jalan ini memang baru ditetapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Digantinya nama jalan dari Jalan Warung Buncit Raya menjadi Jalan Jenderal AH Nasution sudah mulai disosialisasikan terhadap perkantoran yang ada di jalan tersebut. Hal ini diketahui dari surat edaran yang dikeluarkan oleh Kelurahan Kuningan, Jakarta Selatan.

Dalam surat bernomor 36/-1.792.1, terlampir surat sosialisasi yang ditujukan bagi warga di sekitar Jalan Mampang Raya. Surat itu untuk menindaklanjuti Instruksi Wali Kota Jakarta Selatan soal pergantian nama jalan Warung Buncit Raya menjadi nama Jalan Jenderal AH Nasution.

Perubahan nama jalan pada Jalan Terusan dari Jalan HR Rasuna Said (Kuningan), mulai dari perbatasan Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jalan Mampang Raya, Jalan Buncit Raya (Jalan Warung Jati Barat), sampai dengan perbatasan Jalan Letjen TB Simatupang berubah nama menjadi Jalan Jenderal Besar AH Nasution.

Surat sosialisasi tentang perubahan nama tersebut dilaksanakan dalam waktu 30 hari kerja, terhitung mulai tanggal 18 Januari sampai 18 Februari 2018.

Dalam surat yang ditandatangani Lurah Mampang Prapatan Ramli tersebut, ditembuskan juga ke Wali Kota Jaksel, Camat Mampang Prapatan, Kapolsek Mampang Prapatan, dan Koramil Mampang Prapatan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal menindak lanjuti penggantian nama Jalan di Jakarta Selatan ini dengan nama Jenderal Besar Dr. A. H. Nasution. Alasannya, Nasution merupakan pahlawan besar yang harus dikenang.

Menurut Anies, dia akan menindak lanjuti pengajuan dari ahli waris tentang nama jalan menjadi Jalan Jenderal Besar Dr. A. H. Nasution. Dia melihat, memang ada yang unik dalam diri Nasution tersebut.

"Ada seorang tokoh penting di dalam pengamanan Pancasila, yaitu Abdul Haris Nasution. Justru beliau belum dikenang sebagai salah satu nama jalan," ujarnya pada wartawan, Selasa (30/1/2018).

Dia menerangkan, nama jalan tentu hal simbolik, yang mengingatkan pada perannya yang penting di periode yang kritis tersebut. Kedua, AH Nasution itu seorang Jenderal yang berhasil merumuskan pengalaman gerilyanya menjadi buku yang dipakai di semua pelatihan militer dunia.

"Itu saya rasa satu dari sedikit orang yang pengalaman perangnya itu menjadi buku referensi. Kita ingin menghormati beliau," katanya. (Sam Hamdani)