MERDEKANEWS -Wakil Ketua Badan Anggaran DPR, Muhidin Mohammad Said mengungkapkan, bahwa fundamental perekonomian nasional cukup kuat dalam menghadapi tekanan ekonomi global saat ini.
“Kita patut bersyukur hampir semua indikator ekonomi dan bisnis sampai dengan semester I 2022, menunjukkan kinerja membaik. Selain pertumbuhan ekonomi yang mencapai angka di atas 5,0%, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus berada di level optimis dan Indeks Penjualan Ritel terus meningkat,” ungkap Muhidin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/7)..
Selain itu, Indikator Mandiri Spending Index (MSI) juga meningkat tajam. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan belanja masyarakat. Dari sisi produksi, PMI manufaktur Indonesia terus berada dalam level ekspansi dalam beberapa bulan terakhir.
“Hal ini tentu tidak bisa dilepaskan dari penanganan pandemi Covid-19 yang terus membaik serta pemilihan kebijakan ekonomi yang tepat,” kata Muhidin.
Lebih lanjut Muhidin menyatakan, bahwa tantangan pemulihan ekonomi global semakin meningkat akibat konflik bersenjata yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Konflik ini kemudian mengakibatkan peningkatan harga komoditas energi dan pangan serta tekanan inflasi yang semakin tinggi.
“Kita tidak bisa memungkiri kondisi geo-politik yang tidak stabil. Ditambah konflik senjata antara Rusia dan Uktraina menyebabkan terjadinya disrupsi meningkatnya harga komoditas pangan dan energi secara persisten. Kondisi tersebut mendorong bank sentral di sejumlah negara melakukan respon cepat dengan mengetatkan kebijakan moneternya,” terangnya.
“Lalu tingginya tekanan inflasi dan percepatan pengetatan kebijakan moneter global, dikhawatirkan menurunkan prospek pemulihan perekonomian dunia,” tambahnya.
Politisi senior Partai Golkar ini menyampaikan, bahwa di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global dan tingkat inflasi yang tinggi, Indonesia memiliki peluang tersendiri untuk meningkatkan kinerja ekonominya melalui ekspor komoditas energi dan pangan.
“Kita patut bersyukur dan optimis, tingginya harga komoditas menjadi berkah tersendiri bagi perekonomian nasional. Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, fundamental perekonomian nasional mampu bertahan, bahkan semakin meningkat,”katanya.
Beberapa komoditas utama ekspor Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan, antara lain gas alam (182,69%, yoy), batubara (120,06%, yoy), minyak mentah (66,70%, yoy), CPO (52,74%, yoy), serta tembaga (17,79%, yoy).
Namun Muhidin mengingatkan risiko yang muncul akibat tekanan inflasi tinggi tersebut dan kebijakan pengetatan kebijakan moneter global akan memberikan dampak terhadap perlambatan ekonomi nasional dan semakin tingginya beban APBN, terutama subsidi energi.
“Kita tetap harus waspada mencermati berbagai risiko yang muncul, baik dari sisi pendapatan maupun belanja negara, khususnya meningkatnya belanja subsidi dalam APBN 2022. Kebijakan APBN tetap harus diarahkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, daya beli, dan kesehatan masyarakat dengan tetap menjaga kesinambungan fiskal tahun 2023, dimana defisit APBN kembali ke angka 3%”, tutup Muhidin (Muh)
-
Tumbuh 7 %, Muhidin Sebut Strategi Pemulihan Ekonomi Terbukti Efektif Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Muhidin M Said mengapresiasi kinerja tim ekonomi Presiden Jokowi dan Wapres, Maruf Amin yang berhasil membawa Indonesia keluar dari resesi ekonomi di tengah pandemi Covid-19
-
Banggar DPR: Pemulihan Ekonomi Sudah Berada Di Jalur Tepat Tren perekonomian nasional terus menunjukkan arah membaik. Hal ini terlihat dari meningkatnya indikator konsumsi, manufaktur, dan aktivitas perdagangan internasional pada semester pertama tahun ini .