Jakarta, MERDEKANEWS -Tiga tahun kabinet kerja, masalah sengketa lahan masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil belum mampu memberikan rasa keadilan dalam menyelesaikan sengketa lahan yang terjadi di masyarakat.
Presiden Joko Widodo pun masih menemukan keluhan dari masyarakat mengenai sengketa pertanahan setiap kali melakukan kunjungan ke daerah.
"Setiap saya kunjungan, isinya sengketa-sengketa. Karena tanah yang dimiliki belum mempunyai bukti seperti yang saya pegang ini," kata Jokowi saat membagikan sertipikat lahan ke masyarakat di Kota Salatiga, seperti dikutip dari siaran pers resmi Istana Kepresidenan.
Presiden mengatakan, dirinya selalu mengejar Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional agar proses pembuatan sertipikat tanah rakyat dipercepat dan segera menyelesaikan masalah sengketa lahan di masyarakat.
Adapun persengketaan tanah yang terjadi, salah satunya di Sukamulya Sematang Borang, Palembang.
Sekitar ratusan warga di Palembang menolak pengukuran lahan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Rupanya tanah itu terkait sengketa yang sudah diputus pengadilan.
Warga memboikot akses masuk di dua kelurahan di Kecamatan Sematang Borang, Kota Palembang. Mereka menolak pengukuran lahan dan bangunan seluas 405 hektare yang gugatannya dimenangkan oleh salah seorang pengusaha terkenal di kota Palembang H Halim.
Menurut Erwin Madjit salah seorang perwakilan mengatakan, pihak pemerintah baik provinsi maupun di kota sampai saat ini tidak mau menemui warga untuk bernegosiasi bahkan selalu menghindar.
Bahkan, masyarakat di dua Kelurahan Srimulya dan Suka Mulya mengaku telah memiliki lahan sejak puluhan tahun lalu dan rutin membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai kewajiban warga negara.
"Dari Ombusdman sudah mendapat tembusan dari pusat mengenai perkara dan hukum BPN yang menginstruksikan agar ditindaklanjuti sisi yuridis, administrasi, dan fisiknya, tapi hingga sekarang pihak pemerintah selalu bungkam. Selain itu, 5.000 kepala keluarga yang tinggal di dua kelurahan juga rutin membayar pajak PBB," ujarnya seperti dikutip detikcom.
Pemerintah diharapkan bisa segera menyelesaikan masalah sengketa lahan yang terjadi di sejumlah daerah. Sehingga program nawa cita, khususnya lahan benar-benar bisa dirasakan masyarakat. (Redaksi)
-
Pemerintah Tetapkan 1.215 Wilayah Pertambangan Rakyat Secara nasional, WPR yang telah ditetapkan sebanyak 1.215 WPR, dengan total luas wilayah seluas 66.593,18 hektar
-
Rekrut Jurnalis Jadi Petugas, Pemerintah Komitmen Sampaikan Informasi Haji Secara Utuh Kementerian Agama melalui Biro Humas, Data dan Informasi, bersama media akan melakukan penyebaran informasi terkait penyelenggaraan haji tahun ini
-
Apkasi Ajak Penyedia Barang/Jasa Ikut APN 2024 Rebut Peluang PBJ Pemerintah Ujungnya dengan intensitas komunikasi ini akan menjadi modal penting bagi para user mengambil keputusan dalam membelanajakan kebutuhan-kebutuhan mereka melalui PBJ Pemerintah
-
Atasi Dampak El Nino, Pemerintah Masifkan Pompanisasi untuk Lahan Tadah Hujan Karena ada El Nino yang berkepanjangan, khusus Pulau Jawa kita rencana 500 ribu hektare kita daerah-daerah upland, daerah-daerah tadah hujan, kita akan melakukan pompanisasi seluas 500 ribu hektare Pulau Jawa, kemudian 500 ribu hektare di luar Jawa
-
Pemerintah Tuntaskan Pembangunan 195 Proyek Strategis Nasional Senilai 1,519 Triliun Secara kumulatif sejak tahun 2016 sampai dengan Februari 2024, sudah selesai 195 PSN dan beroperasi penuh dengan nilai Rp1.519 triliun. Sedangkan 77 proyek dan 13 program dalam tahap konstruksi atau operasi sebagian, nilainya Rp2.960,7 triliun