merdekanews.co
Rabu, 17 Januari 2018 - 17:30 WIB

Setelah Kisruh Beras Impor, Kini Pedagang Ayam Menjerit 

Keyza BA - merdekanews.co
Pedagang ayam mengeluh harga terus naik

Jakarta, MERDEKANEWS - Setelah kisruh beras impor, kini giliran harga ayam potong naikDi Jakarta, kenaikan harga ayam mencapai 5.000 hingga Rp 8.000. Para pedagang menjerit dan mengancam demo.

Suriah, pedagang ayam di Jakbar mengaku kenaikan harga ayam sudah terjadi 4 hari lalu. Per ekor ayam yang biasanya Rp 30 ribu menjadi Rp 35 ribu. 

"Yang tinggi harga ayam besar. Biasa Rp 50 ribu menjadi Rp 58 ribu. Mau gimana lagi kita pedagang kecil hanya bisa pasrah," ungkapnya kepada Merdeka News, Rabu, 17 Januari 2018. 

Ibu lima anak ini mengaku, kenaikan harga ayam asal tidak dibarengi dengan langkanya ayam. "Semoga pasokan ayam tidak langka," bebernya. 

Hal senada diucapkan Syarief. "Kalau harga ayam naik, dagang sepi. Ini ayam saya masih numpuk," ungkap pedagang di Jaktim.

Sementara sejumlah pedagang daging ayam potong di pasar tradisional Kota Cimahi resah dengan harga yang semakin hari semakin melonjak. Saat ini, harga daging ayam mencapai Rp 38 ribu hingga Rp 40 ribu perkilogram. Sementara itu, harga normal daging ayam potong biasanya hanya Rp 30 ribu.

Bahkan, akibat harga yang tak kunjung turun membuat mereka berencana akan melakukan aksi mogok dagang sejak Jumat (19/1) hingga Ahad (21/1) mendatang bersama pedagang daging ayam se-Bandung Raya.

Hal itu diketahui dari surat edaran yang disebar oleh pengurus Persatuan Pasar dan Warung Tradisional Jawa Barat. Meski berat, tetapi para pedagang mengaku akan ikut aksi. Mereka berharap, pemerintah segera melakukan sidak dan mengatasi permasalahan tersebut.

Salah seorang pedagang ayam di Pasar Atas Cimahi, Neni Rukmini (42 tahun) mengaku rencana aksi mogok dagang dianggap hanya akan merugikan para pedagang. Sebab, mereka akan berhenti berjualan dan tidak akan mendapat pemasukan perhari.

Saya baru baca (surat edaran). Bagi ibu, (mogok) bikin rugi karena nggak ada penghasilan," ujarnya, Rabu (17/1). Ia mengaku belum memastikan apakah akan ikut mogok dagang atau tidak.

Menurutnya, aktivitas dagang tergantung suplai daging dari peternak. Jika barang ada maka tetap bisa berjualan. Namun jika tidak ada kemungkinan besar tidak berjualan. Beberapa pekan terakhir suplai ayam dari tingkat peternak berkurang.

"Ayamnya agak susah. Senin kemarin datangnya telat. Biasanya jam 5 pagi sekarang bisa siang," ungkapnya. Biasanya, ia menuturkan, suplai daging ayam bisa mencapai 1,5 kuintal. Namun saat ini hanya 1 kuintal.

Sementara itu, Nunung Nursahada (47 tahun), pedagang ayam lainnya mengatakan, ia akan tetap berjualan meski penghasilannya saat ini menurun. "Kalau harga normal bisa jual 150 ekor, sekarang setengahnya nggak, " katanya (Keyza BA)