merdekanews.co
Kamis, 23 September 2021 - 20:48 WIB

Pusat Studi Literasi Unesa: Asesmen Nasional Itu untuk Perbaikan Mutu Pendidikan

Atria Aji - merdekanews.co
Ilustrasi

Sekretaris Pusat Studi Literasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr Endah Budi Rahaju MPd mengatakan, tujuan dari survei dan asasmen nasional (AN) adalah untuk perbaikan mutu pendidikan. Harapannya, di pembelajaran terbaru, guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang bervariatif, tidak hanya meliputi ceramah dan tanya jawab.

''Asesmen Nasional Itu untuk Perbaikan Mutu Pendidikan. Asesemen nasional (AN) bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, karena AN tujuannya adalah untuk memperbaiki mutu pendidikan,” ujar Endah Budi seperti dikutip Kamis (23/9).

Dengan kata lain, katanya, guru harus mau mengajak siswa aktif berkolaborasi dalam pembelajaran. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di merdeka belajar.

“Yang berubah tidak asesmen saja tetapi ekosistemnya juga berubah. Gurunya harus berubah. Paradigma gurunya harus berubah, bagaimana membelajarkan siswa, pedagoginya juga berubah, kurikulumnya pun juga berubah,” jelasnya.

Dalam AN, kata dia, terdapat tiga instrumen, yakni asesmen kompetensi minimun (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. 

“Jadi, berdasarkan pergeseran desain sistem asesmen, diinginkan pengajaran yang inovatif dan efektif. Kemudian iklim belajarnya itu menumbuhkan motivasi intrinsik siswa. Tidak cukup hanya ekstrinsik,” paparnya.

Mengapa Literas dan Numerasi?

Endah Budi menjelaskan, dasar yang ditanam di AKM meliputi literasi membaca dan numerasi. Mengapa kok hanya dua hal ini? “Bukan berarti menganak-emaskan mapel matematika dan bahasa Indonesia. Bukan,” ujarnya seperti dikutip unesa.ac.id.

Ia mengatakan, literasi membaca dan numerasi merupakan kompetensi dasar untuk mempelajari mata pelajaran apa pun.

Selain literasi membaca dan literasi matematika, lanjutnya, terdapat literasi saintifik. “Tiga literasi yang meliputi literasi matematik, literasi membaca, dan literasi saintifik biasanya digunakan oleh siswa kelas IV SD di survei tes internasional, yakni Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS),” jelasnya.

Ia menambahkan, terdapat juga literasi ICT, literasi finansial, serta literasi sosial, dan budaya. “Literasi ICT ini sangat diperlukan oleh para guru untuk mengajar, khususnya di era pandemi,” ungkapnya.

Endah Budi menyebutkan, saat proses pembelajaran diharapkan guru dapat mengarahkan siswa untuk melibatkan 4C (collaboration, communication, creativity, and critical thinking). 

“Dalam penerapannya, para guru telah dapat melaksanakan kolaborasi dan komunikasi, tetapi untuk kreativitas dan critical thinking masih jarang disentuh,” ujarnya.

Ia berharap para guru mulai sering membelajarkan siswa-siswi untuk berpikir kritis dan memunculkan kreativitasnya. “Dengan model pembelajaran yang melibatkan 4C dan memerhatikan literasi dasar, kualitas karakter siswa jadi meningkat,” tegasnya.
  (Atria Aji)