Arab Saudi, MERDEKANEWS - Kaum perempuan di Arab Saudi untuk pertama kalinya diperbolehkan menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung di stadion. Pada tahap awal, mereka bisa menonton sepak bola di tiga kota besar: Riyadh, Jeddah, dan Dammam.
Laga pertama yang bisa ditonton adalah Al-Ahli melawan Al-Batin di Riyadh, hari Jumat (12/01), kemudian pertandingan antara Al-Hilal dan Al-Ittihad di Sport City, Jeddah, pada Sabtu (13/01), dan laga Al-Ittifaq melawan Al-Faisali di Stadion Pangeran Mohamed bin Fahd, di Dammam, Saudi timur, pada Kamis (18/05).
Selain memperbolehkan kaum perempuan menonton sepak bola di stadion, pemerintah pekan ini juga menyelenggarakan kompetisi olahraga squash untuk perempuan setelah November lalu menggelar turnamen bola basket untuk mahasiswi di Jedah yang ditonton oleh sekitar 3.000 perempuan.
Meski memperbolehkan masuk ke stadion sepak bola, perempuan tetap tak boleh bercampur dengan penonton laki-laki.
Kaum perempuan akan duduk di bagian yang dikhususkan untuk perempuan dan keluarga, jadi mereka akan duduk dengan sesama perempuan atau dengan anak-anak.
Pengelola stadion telah diminta untuk mengatur tata letak kursi cafe dan restoran di kompleks stadion untuk mengakomodasi penonton perempuan.
Diskriminasi gender
Mengapa perempuan Saudi sekarang dibolehkan menonton sepak bola di stadion? Ini merupakan bagian dari rencana reformasi sosial yang diusulkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang berjanji mentransformasi Saudi melalui program Visi 2030.
Reformasi ditujukan untuk memberikan kebebasan yang lebih besar kepada kaum perempuan, setelah larangan mengemudi dicabut pada September 2017.
Pada September tersebut kaum perempuan untuk pertama kalinya diizinkan ikut serta dalam perayaan Hari Nasional.
Tahun lalu, Saudi juga mengumumkan dibolehkannya pemutaran film di bioskop komersial, menggugurkan larangan yang diterapkan selama lebih dari 30 tahun. Menurut rencana bioskop komersial pertama akan dibuka Maret mendatang.
Selama ini arena olahraga dan pusat hiburan hanya diperuntukkan untuk kaum laki-laki.
Di Saudi, kaum perempuan tak diperbolehkan melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa mahram, tak bisa membuka rekening bank atau memulai bisnis untuk bidang-bidang tertentu.
Pembatasan terhadap kaum perempuan ini diterapkan sesuai dengan aliran Wahhabisme yang dianut oleh pemerintah. Berdasarkan aliran tersebut, kaum perempuan tak bisa ke luar rumah tanpa mahram.
Para pegiat menyebut situasi ini menyebabkan kaum perempuan di Saudi "mengalami diskriminasi gender yang paling parah di Timur Tengah". (BBC)
-
Menaker Bahas Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran dengan Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Ia berpandangan bahwa penempatan Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi yang dilaksanakan melalui proyek percontohan Sistem Penempatan Satu Kanal
-
Cek Kesiapan Haji, Menag Bertolak ke Arab Saudi Saya ingin cek sejauhmana kesiapan haji di Saudi, selain itu, sebenarnya saya juga ingin melihat peraturan nusuk bagaimana terkait umrah backpacker yang sekarang jadi isu
-
Gusmen Bertemu Menhaj Arab Saudi di Jeddah, Ini yang Dibahas Gus Men juga menyampaikan terima kasih atas adanya penambahan alokasi kuota petugas haji 2024
-
Indonesia - Arab Saudi Bahas Peluang Kerjasama Transportasi Indonesia - Arab Saudi Bahas Peluang Kerjasama Transportasi
-
Ibu Legirah Wafat, Tidak Ada Lagi Jemaah Haji Indonesia 1444 H Dirawat di RS Arab Saudi Terakhir, Ibu Legirah yang dirawat di RS Andalus Jeddah meninggal dunia