merdekanews.co
Rabu, 10 Januari 2018 - 21:09 WIB

Akhir 2017, Daya Beli Menurun, Bisnis Ritel Terjun Bebas

Setyaki Purnomo - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Survei Bank Indonesia (BI) menyebut bisnis penjualan eceran di kuartal IV-2017, tumbuh kontet di angka 2,4% (year on year/yoy). Melambat ketimbang 2016 sebesar 9,5% (yoy).

Berdasarkan survei BI terhadap 700 pengecer per November 2017 yang dikutip di Jakarta, Rabu (10/1/2018), penjualan eceran di kuartal IV-2017, digerakkan oleh penjualan kelompok makanan, minuman (mamin) dan tembakau yang tumbuh 8,4% (yoy). Serta disokong perbaikan penjualan sandang yang naik 1,1% (yoy).

Rata-rata pertumbuhan tahunan indeks penjualan riil di kuartal IV-2017, mencapai 2,4% (yoy). Atau lebih tinggi ketimbang kuartal III-2017 yang mencapai 0,2% (yoy). Namun lebih rendah ketimbang kuartal IV-2016 sebesar 9,5% (yoy).

Bank Sentral menyebutkan, jika dibandingkan dengan kuartal III-2017, penjualan eceran tumbuh positif karena pada kuartal sebelumnya penjualan eceran hanya naik 0,2% (yoy).

Misalnya, penjualan sandang yang pada kuartal IV tumbuh 1,1 persen menunjukkan perbaikan signfiikan karena pada kuartal III 2017 menurun 2,6% (yoy). Penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh 8,4% (yoy) juga menunjukkan perbaikan karena pada kuartal III hanya tumbuh 5,1% (yoy).

Survei Bank Sentral juga memperkirakan terjadi penurunan harga di tingkat pedagang eceran pada Februari 2018.

Indikasi tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang atau Februari 2018 yang sebesar 152,8 lebih rendah dari 154,9 pada Januari 2018.

Ekspektasi penurunan tekanan kenaikan harga tersebut terjadi akibat pedagang eceran menduga akan terjadi kenaikan harga BBM, LPG dan tarif listrik di Januari 2018.

#BankIndonesia#DayaBeli#PenjualanRitel# (Setyaki Purnomo)