Jakarta, MERDEKANEWS - Terkait target pajak 2018 sebesar Rp1.424 triliun, atau naik 20% ketimbang realisasi 2017, Menteri Keuangan Sri Mulyani masih menyimpan optimisme. Dia sebut target pajak tahun ini masih dalam jangkauan alias realistis.
"Pertumbuhan 20 persen itu masih within range. Tahun lalu, sejumlah sektor seperti pertanian, manufaktur dan perdagangan menyumbang penerimaan, bisa kembali memberikan kontribusi di 2018," papar Sri Mulyani di Jakarta, Senin (8/1/2018).
Meski demikian, Sri Mulyani mengakui, terdapat sektor yang masih mengalami kelesuan dan belum optimal dalam memberikan kontribusi terhadap penerimaan pajak. "Penerimaan perpajakan dan target belanja telah dibuat sedemikian rupa sehingga APBN bisa menjadi pendorong ekonomi, bukan penghalang," ujar Sri Mulyani.
Untuk itu, ia menyakini target yang tumbuh 20% dari realisasi 2017, dapat tercapai sesuai dengan penghitungan realistis ketika APBN 2018 disusun. Penghitungan itu berasal dari asumsi pertumbuhan 5,4% plus inflasi 3,5%, ditambah upaya ekstra yang rutin dilakukan sebesar 4%.
Dia mengharapkan, pemanfaatan data tersebut didukung dengan perbaikan proses bisnis dalam memungut pajak maka kinerja otoritas pajak dapat lebih teratur dan kepatuhan Wajib Pajak meningkat.
Sebelumnya, penerimaan pajak hingga akhir Desember 2017 tercatat telah mencapai Rp1.151 triliun, atau 89,7% dari target yang dibebankan APBN-P 2017. Pendapatan ini berasal dari PPh Non-Migas sebesar Rp596,9 triliun, PPN dan PPnBM Rp480,7 triliun, PBB Rp16,7 triliun, pajak lainnya Rp6,75 triliun dan PPh Migas Rp49,96 triliun.
Penerimaan PPh Non-Migas ini juga terbantu oleh realisasi uang tebusan dari program amnesti pajak yang berakhir pada Maret 2017 sebesar Rp12 triliun.
#SriMulyani#MenkeuSMI#Pajak#
(setyaki purnomo)
-
Terima THR Lebih Kecil, Netizen Nggak Ikhlas Potongan PPh 21, Begini Penjelasan DJP Banyak netizen yang tidak ikhlas dengan potongan PPh 21, mereka mempertanyakan perhitungan mengenai PPh 21 untuk THR
-
Sri Mulyani: Penerimaan Pajak Hingga Pertengahan Maret 2024 Capai Rp342,88 Triliun Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil. Seperti halnya PPH 21 berhasil dikumpulkan mencapai Rp 59,91 triliun atau berkontribusi terhadap total penerimaan sebesar 17,47 persen
-
Sri Mulyani Imbau Masyarakat Laporkan SPT Pajak Tepat Waktu 31 Maret 2024 Hingga Kamis (21/03/2024) pukul 23.00 WIB jumlah pelaporan SPT pajak orang pribadi telah mencapai 9,6 juta wajib pajak, atau naik 7,7 persen dari tahun sebelumnya.
-
Pemerintah Berikan Insentif Pajak Pacu Produksi dan Adopsi Kendaraan Listrik Dalam Negeri Produsen EV dapat menikmati paket insentif impor dan PPnBM tersebut hingga akhir 2025. Selanjutnya, produsen wajib memenuhi ketentuan produksi EV di dalam negeri atau “hutang produksi” hingga akhir 2027, sesuai dengan ketentuan TKDN yang berlaku
-
Kontribusi Nyata Untuk Negeri, 5 Tahun Terakhir Setoran Dividen dan Pajak BRI ke Negara Capai Rp149,2 Triliun Hingga akhir Desember 2023 kinerja BRI tercatat tumbuh positif dan berkelanjutan. Secara konsolidasian aset perseroan tumbuh 5,3% yoy menjadi sebesar Rp1.965,0 triliun, dan membukukan laba sebesar Rp60,4 triliun atau tumbuh 17,5% year on year (yoy).