Jakarta, MERDEKANEWS - Daripada berdebat soal capres-cawapres, bagaimana kalau Jokowi dan Prabowo Subianto dipasangkan saja. Jika itu terjadi, Pilpres 2019 sesungguhnya telah selesai sebelum dimulai. Dengan kata lain, Jokowi-Prabowo dipastikan akan dengan sangat mudah. Tetapi, mungkinkah itu terjadi?
Menjelang Pilpres 2019, berbagai survei politik masih menunjukkan elektabilitas Jokowi yang terus menanjak sebagai capres. Di bawahnya, menyusul Prabowo Subianto, tokoh nasional yang sejauh ini dipandang sebagai lawan sepadan Jokowi. Naiknya nama Jokowi disusul Prabowo kian mengkristal usai perhelatan Pilgub DKI Jakarta, beberapa waktu lalu. Sehingga saat ini poros yang terbentuk di publik hanya dua yakni poros Jokowi dan poros Prabowo.
Hal ini juga tergambar dalam hasil survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) seperti dilansir detikcom, Selasa (2/1/2018), yang menunjukkan elektabilitas sebesar 53 persen dan Prabowo sebesar 18,5 persen. Akan tetapi, bila keduanya dipasangkan, elektabilitas Jokowi-Prabowo meroket hingga 67 persen.
Survei SMRC ini semakin masuk akal bila mencermati perkembangan politik di tingkat provinsi. Koalisi PDIP selalu bertarung dengan koalisi Gerindra, dua partai pengusung Jokowi dan Prabowo. Persaingan antara PDIP dan Gerindra di tingkat lokal yang begitu sengit merupakan representasi pertarungan di tingkat nasional. PDIP ingin meneruskan kekuasaan sementara Gerindra berusaha merebutnya.
Jauh sebelumnya, tepatnya pada Pilpres 2009 lalu, koalisi PDIP-Gerindra juga sudah pernah terjadi. Kala itu, Megawati dan Prabowo (Mega Pro) bersatu padu melawan pasangan SBY-Boediono meski akhirnya harus mengalami kekalahan. Namun, situasi politik 2009 tentu saja berbeda dengan saat ini. Sejak Pemilu 2014, Gerindra dan PDIP telah mengalami keretakan yang ditandai dengan munculnya pertarungan antara Jokowi-Prabowo.
Keretakan hubungan politik antara PDIP-Gerindra tersebut pada akhirnya menimbulkan dua poros utama yang kerap berseberangan dengan kekuatan berimbang. Sosok Jokowi dan Prabowo di akar rumput masih sangat dikagumi, baik sebagai presiden maupun sebagai calon presiden. Banyak yang menghendaki Jokowi dua periode tetapi tak sedikit pula yang berharap Prabowo secepatnya menggantikan Jokowi.
Nah, jika kedua kekuatan ini disatukan, maka Pilpres 2019 sebetulnya sudah selesai sebelum dimulai. Jokowi-Prabowo dipastikan akan melenggang ke Istana. Tetapi sekali lagi, mungkinkah itu terjadi?
(Ishak Pardosi)
-
World Water Forum, Jokowi Tekankan Pentingnya Kolaborasi Bagi Kemakmuran Dunia Peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia. Bank Dunia memperkirakan kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen hingga tahun 2050
-
Dibuka Jokowi, Forum Air Sedunia Resmi Dimulai Presiden mengatakan dengan air yang memiliki nilai budaya bagi masyarakat Indonesia, maka tahun ini Forum Air Indonesia ke-10 yang diselenggarakan di Bali, bertema “Air Bagi Kemakmuran Bersama”
-
Gus Halim Dampingi Presiden Jokowi Jamu Pemimpin dan Delegasi KTT WWF ke-10 di Bali Jamuan makan malam ini berlangsung di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jimbaran, Badung, Bali, pada Minggu (19/5/2024).
-
Temui Perdana Menteri Qatar, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan hingga Situasi Gaza Dalam pertemuan ini dibahas mengenai kerja sama bilateral kedua negara yang telah terjalin, serta upaya untuk mendukung dan mengembangkannya di berbagai bidang termasuk dalam kerja sama pertahanan
-
Diresmikan Jokowi, Bendungan Ameroro Garapan Hutama Karya Hadirkan Sejumlah Manfaat Hutama Karya menunjukkan komitmennya dalam menyelesaikan Bendungan Ameroro, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan tepat waktu, tepat mutu serta zero accident