merdekanews.co
Sabtu, 06 Januari 2018 - 00:55 WIB

Berebut 23 Juta Suara

Jokowi 2 Periode, Demiz dan RK Penghadang Prabowo di Jabar?

Ira Saqila - merdekanews.co
Demiz-Dedi Mulyadi resmi berpasangan di Pilkada Jawa Barat.

Jakarta, MERDEKANEWS - Setelah Jakarta, Jabar bisa disebut sebagai pemanasan menjelang Pilpres 2019. Partai-partai sudah menyiapkan jago-nya masing-masing.

Dipastikan akan ada tiga calon yang bakal berlaga. Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (DM2), Ridwan Kamil (RK) dan Sudrajat-Syaikhu.

DM2 resmi berlaga setelah Golkar memberikan tiket dukungan. Golkar meminta mahar kepada DM2 agar mendukung Jokowi di 2019.

Dalam pidatonya, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menitipkan amanat kepada para calon kepala daerah yang diusung untuk mendukung Presiden Joko Widodo pada periode berikutnya.

Dia meminta seluruh calon kepala daerah yang diusung Golkar terus mendukung pemerintahan Joko Widodo. Bahkan Airlangga juga meminta calon kepala daerah itu ikut mendukung Jokowi maju pada Pilpres 2019.

"Kepada Saudara, kami titipkan, selain memenangkan pilkada, Saudara mengemban amanat munas Partai Golkar, yaitu mengusung Presiden Jokowi untuk periode kedua. Sanggupkah Saudara-saudara?" kata Airlangga setelah memberikan surat rekomendasi di kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Nelly Murni, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (5/1/2018).

"Kita juga mendorong agar pemerintahan Presiden Jokowi terus menjalankan programnya dan Golkar berdiri di baris terdepan," tambah Menteri Perindustrian.

Beberapa jam setelah Golkar memberikan tiket dukungan ke D2, PDIP memastikan resmi mengusung Ridwan Kamil jadi bakal cagub Jabar. Pengumuman ini disampaikan seusai rapat internal di kediaman Megawati Soekarnoputri.

"Rapat memutuskan PDIP mendukung Ridwan Kamil," ujar Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira dari rilis Tim Media Ridwan Kamil, Jumat (5/1/2018).

Namun Andreas enggan membocorkan nama cawagub untuk Ridwan Kamil yang diusung PDIP. Saat ini beredar kabar eks Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan yang menjadi cawagub Ridwan Kamil.

Andreas menuturkan PDIP siap memenangkan Ridwan Kamil di Jabar. PDIP sejalan dengan koalisi pendukung Ridwan Kamil (NasDem, PPP, PKB, dan Hanura).

"Prinsipnya, kami sejalan dengan barisan koalisi pendukung Pak Ridwan Kamil untuk menang di Pilkada Jabar," jelas Andreas.

PDIP akan mengumumkan cagub Jabar secara resmi pada 7 Januari 2018. Pengumuman ini bersamaan dengan wilayah lainnya, seperti Jateng dan Sumsel.

Mahar ke RK tentunya sudah jelas yakni mendukung Jokowi di 2019. Wajar jika Jabar menjadi pemanasan Pilpres 2019 jilid II.

Selain berjumlah penduduk terbesar, Jabar juga dikenal sebagai daerah penyangga ibukota. Artinya, Jabar sangat potensial untuk direbut dalam menambah pundi-pundi suara pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Manuver politik ini bisa saja diartikan bahwa DM2 dan RK adalah penjaga Jokowi di Jabar. Partai-partai koalisi di pemerintah tentunya tidak ingin tanah Pasundan itu dikuasai Prabowo dan koalisi reuni yang telah sukses mengantarkan Anies-Sandi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Merebut 23 Juta Suara

Walau menang di Jabar saat Pemilu 2014 tapi PDIP gagal mengawal Jokowi-JK. Dari hasil hitungan KPU, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul di Jabar.

Prabowo-Hatta unggul dengan perolehan suara 14.167.381 atau 59,78 persen. Sementara itu, pasangan Jokowi-JK mendapat suara 9.530.315 atau 40,22 persen dengan tingkat partisipasi pemilih  70,93 persen atau setara dengan 23.990.089 dari jumlah daftar pemilih tetap  33.821.378 jiwa.

Prabowo-Hatta menang di 22 kabupaten/kota di Jabar. Sementara itu, Jokowi-JK hanya unggul di empat kabupaten/kota di Jabar, yakni Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon.

Jika melihat peta suara 2014, tentunya akan menjadi ancaman Jokowi untuk menguasai Jabar. Satu-satunya untuk mengerem laju Prabowo adalah memasang calon yang secara popularitas unggul dari jago Gerindra, PKS dan PAN.

"Sama seperti Jakarta, Jabar adalah pemanasan pilpres. Ada 23 juta pemilih yang harus direbut, kalau jago kita kalah bisa kacau," terang elit partai koalisi pemerintah yang namanya enggan disebutkan.

  (Ira Saqila)