
Jakarta, MERDEKANEW - Usai dilantik sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Jakarta, Rabu (3/1/2018), pernyataan Djoko Setiadi langsung menarik perhatian warganet.
Ia mempersilakan masyarakat membuat kabar bohong atau hoaks selama itu membangun. "Tentu hoaks ini kita lihat, ada yang positif dan negatif. Saya imbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa Indonesia ini, mari sebenarnya kalau hoaks itu hoaks membangun ya silakan saja," kata Djoko, kepada wartawan.
"Tapi jangan terlalu memprotes lah, menjelek-jelekkan lah, ujaran-ujaran yang tidak pantas disampaikan, saya rasa pelan-pelan dikurangi," kata dia.
Sontak pernyataan tersebut mengundang reaksi warganet. Tak kurang akun resmi Partai Gerindra, @Gerindra, berkomentar, sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘hoaks’ berarti ‘berita bohong.’ Sementara, kamus Oxford English Dictionary mengartikan ‘hoax’ sebagai ‘malicious deception’ atau ‘kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat’.
"Hoax tetaplah Hoax. Sesuatu yang tidak benar dan tidak boleh dibenarkan walaupun dengan tujuan mempersolek pemerintah sekalipun," cetus akun parpol pimpinan Prabowo Subianto tersebut.
"#HoaxMembangun itu nama aslinya 'Propaganda'. Sudah lama dilakukan semua rezim penguasa (Jay Paraday)
-
Luruskan Pernyataan Kalau Perlu Jangan Balik Lagi, Wamenaker Malah Bilang Begini Dia menegaskan tetap bertanggung jawab atas pernyataanya itu
-
Anies Soal Ramai Tagar KaburAjaDulu: Cinta Indonesia Tidak Ada Hubungan dengan Tempat Tinggal cinta Indonesia itu tidak ada hubungannya dengan lokasi tempat tinggal.
-
Wamenaker Tanggapi #KaburAjaDulu Sambil Cengengesan: Kalau Perlu Jangan Balik Lagi Kementerian Ketenagakerjaan tidak memedulikan tagar atau seruan itu.
-
#KaburAjaDulu Ketidakpuasan Terhadap Sistem Politik, Hukum, Ekonomi Hingga Sulit Cari Kerja Mulai dari masalah ekonomi yang tak kunjung membaik, sulitnya mencari pekerjaan yang layak, hingga ketidakpuasan terhadap sistem politik dan hukum yang dirasa tidak adil
-
3 Menteri Prabowo Menyanggah, Siapa Pemilik Mobil Dinas Viral Berpelat RI 36? Teka-teki siapa pemilik mobil dinas itu sebenarnya masih menjadi misteri.