merdekanews.co
Selasa, 01 Desember 2020 - 15:14 WIB

Mubes LAMAHU Kisruh, Peserta Pertanyakan Legalitas

SY - merdekanews.co
Mubes Lamahu VIII

Jakarta, MERDEKANEWS - Mubes Lamahu ke VIII menyisahkan berbagai permasalahan, mulai rapat pleno tidak quorum, kekecewaan dan kecurigaan peserta terhadap panitia karena diduga pimpinan sidang yang tidak netral, serta adanya rekayasa suara dalam mubes membuat peserta dan masyarakat gorontalo rantau ikut merasakan kekecewaan terhadap pelaksanaan Mubes yang dilaksanakan di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta, (29/11/2020).

 

Hal ini juga diakui oleh Bob Hippy selaku sesepuh sekaligus Ketua Umum Lamahu Periode 2003 - 2007. Menurutnya banyak peserta dan masyarakat yang mempertanyakan kepada saya tentang kekisruhan Mubes Lamahu. 

 

"Bahkan saya juga menjadi binggung sebenarnya yang memilih dan menentukan Banthayo ini siapa, sebab A.R Katili setahu saya sebelumnya duduk di Banthayo tetapi diusulkan peserta ditolak oleh pimpinan sidang, sementara yang tidak hadir Mubes namanya masuk dalam Banthayo. Kok gitu yah? inilah pertanyaan besar dan juga menjadi pertanyaan beberapa peserta Mubes kepada pimpinan sidang," ujar Bob.

 

Lebih lanjut menurut Bob saat dihubungi, bahwa bukan saja saya yang bingung, Pak Roem Kono yang hadir dari pagi sampai malam juga ikut bertanya kepada saya tentang siapa yang memilih Banthayo. Kemudian saya jawab, saya juga tidak tahu. 

 

Bahkan kata Bob ada sebagian besar dari Pilar mempertanyakan kepada siapa saja yang berhak masuk di Banthayo, sebab ada beberapa nama yang tiba-tiba menjelang Pemilihan ketua umum Lamahu masuk dalam jajaran Banthayo. 

 

Sementara ada yang berhak dan tepat seperti pak Katili, kok ditolak masuk di Banthayo. "Ini ada apa sebenarnya dengan Mubes VIII," terang Bob.

 

Sementara di tempat terpisah, A.R. Katili juga ikut bingung, karena ditolak masuk pimpinan sidang.

 

"Mengapa saya ditolak oleh pimpinan sidang masuk dalam Banthayo yah, padahal saya diundang resmi dan diusulkan oleh peserta Mubes. Saya juga mempertanyakan sebenarnya siapa yang memilih dan menentukan masuk dalam Banthayo. Kok sampai pimpinan sidang menolak saya," ujarnya. 

 

Katili menambahkan sebenarnya bagi dirinya organisasi Lamahu adalah tempat mempererat tali silaturrahmi (Buhuwa wau Walama) masyarakat Gorontalo rantau dan karena kecintaannya terhadap Lamahu, maka saya hadir dari awal sampai akhir di Mubes ini. Katili menegaskan, Lamahu adalah rumah besar kedua setelah keluarga. 

 

Katili berujar di sisa usianya ini, Insya Allah ingin mendedikasikan diri untuk Lamahu dan masyarakat Gorontalo Rantau. 

 

"Kepentingan saya di Lamahu adalah pengabdian, sudah tidak ada lagi keinginan lain selain saya ingin berbagi dan bermanfaat bagi masyarakat, Gorontalo dan Indonesia," tandas A.R Katili.  (SY)