merdekanews.co
Senin, 30 November 2020 - 15:16 WIB

Bamsoet : Terbentuknya Masyarakat Madani Perlu Peran Elemen Bangsa

SY - merdekanews.co
Bambang Soesatyo

Jakarta, MERDEKANEWS - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan dengan semakin derasnya arus globalisasi, fenomena terkikisnya nilai-nilai kearifan lokal oleh faham-faham asing yang tidak selaras dengan jati diri dan karakter ke-Indonesiaan menjadi tantangan kebangsaan yang harus bekerja bersama.

 

Tanpa disadari, nilai-nilai kegotong-royongan lambat laun tergeser oleh sikap egois dan individualistis, keramah-tamahan tersisihkan oleh sikap arogansi dan mau menang sendiri serta toleransi terkikis oleh sikap ketidakpedulian dan radikalisme.

 

"Karena itu, saya mengajak seluruh anggota Persaudaraan Muslimin Indonesia (PARMUSI) untuk ambil bagian dalam memasyarakatkan wawasan kebangsaan. Baik secara internal kepada segenap keluarga besar PARMUSI, maupun kepada masyarakat Indonesia di seluruh penjuru Nusantara," kata Bamsoet saat Pengukuhan Pengurus Pusat PARMUSI Periode 2020 -2025 di Jakarta, Minggu (29/11/2020).

 

Hadir dalam acara tersebut antara lain, Ketua Umum Pengurus Pusat PARMUSI Usamah Hisyam, Sekjen PP PARMUSI, Ir. Abdurrahman Syagaff, Anggota DPR RI Ridwan Hisyam dan para peserta Musyawarah Kerja Nasional PARMUSI.

 

Ketua DPR RI ke-20 ini menilai periode kepengurusan PARMUSI lima tahun kedepan sudah langsung dihadapkan pada sebuah tantangan berat. Karena, harus menjalankan amanah sebagai pimpinan organisasi pada masa keprihatinan di tengah suasana pandemi Covid-19.

 

"Namun saya yakin dan percaya, jajaran pengurus yang telah terpilih adalah representasi dari kader-kader PARMUSI yang berkualitas dan dapat diandalkan untuk mampu menjawab berbagai tantangan ke depan. Baik tantangan untuk membangun dan memajukan organisasi internal, maupun tantangan untuk menyesuaikan, bersinergi, dan berinovasi di tengah pesatnya laju zaman perkembangan," kata Bamsoet.

 

Wakil Ketua Dewan Kehormatan PP PARMUSI ini menambahkan, meskipun PARMUSI baru dideklarasikan pada tanggal 26 September 1999, namun sebenarnya PARMUSI telah menunjukkan referensi kesejarahan yang telah lama mengakar dan mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dan sebagai sebuah ormas Islam, aspek religiusitas tentunya cukup kental mewarnai arah perjuangan, jiwa dan ruh organisasi.

 

"Jika kita tumbuh pada rumusan visi organisasi, aspek kentalnya religiusitas dalam tubuh PARMUSI tidak kemudian dan-merta menafikkan apsek kebangsaan dan kenegaraan. Visi organisasi PARMUSI mengamanatkan terwujudnya masyarakat madani yang Islami sejahtera lahir dan batin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia," tutur Bamsoet.

 

Dalam konsepsi ketatanegaraan, anggota Dewan Pakar KAHMI ini, masyarakat madani dapat merepresentasikan beragam pemaknaan. Semisal, dalam konsep masyarakat sipil sebagai bentuk kontra dari konsep masyarakat. Masyarakat madani juga pada konsep 'tamadhun', yaitu masyarakat yang berperadaban.

  (SY )