merdekanews.co
Kamis, 19 November 2020 - 14:47 WIB

Dewan Pakar NasDem Matangkan Konvensi Capres

Muh - merdekanews.co
Dewan Pakar Partai Nasdem bahas Konvensi Capres 2024

MERDEKANEWS -Dewan Pakar Partai NasDem mulai membahas dan menyiapkan calon pemimpin terbaik bangsa untuk 2024. 

Partai besutan Surya Paloh ini akan menggelar konvensi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) untuk mencari calon presiden di Pilpres 2024. 

’’Kita ingin pandangan dari para pakar terkait konvensi, baik dari aspek sosiologis, filosofis, praktis, mekanisme, substansi, surveinya dan lain-lain sehingga aspeknya luas. Untuk mendapatkan konsepsi yang mendalam memang bisa diskusi 10 kali,’’ kata Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem Siti Nurbaya,saat membuka diskusi di Jakarta, Rabu (18/11). 

Siti yang baru saja mendapat gelar kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Jokowi itu mengungkapkan, proses konvensi bisa dimulai pada akhir 2021 atau awal 2022. 

Pada prinsipnya, Nasdem sebagai partai modern dengan jargon antimahar ini ingin ada pendidikan politik yang baik untuk negeri ini. 

’’Kita ingin mencari putra terbaik bangsa melalui cara konvensi,’’ kata Siti. 

Ketua Dewan Pertimbangan NasDem, Siswono Yudo Husodo mengungkapkan, ide konvensi sebenarnya muncul sudah lama. Tepatnya sejak Pilpres selesai lalu.  

’’Niat konvensi ini sangat baik dan patut dihargai untuk mencari putra terbaik. Peran partai ini kan sangat strategis, maka tugasnya adalah mencari putra terbaik dengan cara konvensi,’’ kata Siswono.

Siswono lebih jauh menjelaskan, kalau partai mencari pemimpin terbaik dan rakyat juga mencari pemimpin yang terbaik, maka akan tercipta primus interpares. 

Yaitu sistem pemilihan seorang pemimpin yang cara pelaksanaannya berdasarkan  musyawarah dengan berbagai kriteria unggul yang harus dimiliki. 

’’Menghasilkan orang yang baik-baik di antara orang yang baik-baik,’’ kata Siswono.

Namun, kata Siswono, konvensi Nasdem ini tidak mudah. Pertama, adanya ketentuan presidential threshold (PT) 20 persen. 

PT adalah ambang batas perolehan suara yang harus diperoleh partai politik dalam suatu pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden. 

Pasangan calon presiden dan wakil presiden diajukan parpol atau gabungan parpol yang memiliki sekurang-kurangnya 25 persen kursi di DPR atau 20 persen suara sah nasional dalam pemilu legislatif. 

Dari ketentuan ini partai politik yang bisa mengajukan sendiri capes dan cawapres hanya PDIP. 

Partai-partai lain, termasuk Nasdem, harus berkoalisi. Ini artinya, parpol yang dinakhodai oleh Surya Paloh ini harus berkoalisi dulu sebelum menggelar konvensi. 

’’Membuat koalisi sebelum pemerintahan ini selesai sulit sekali. Dinamika politiknya juga sangat tinggi. Peta politik seringkali berubah. Peserta koalisi bisa keluar pada detik-detik terakhir. Perlu ada perjanjian dan konsekuensi bagi peserta koalisi yang keluar,’’ kata Siswono.

Kesulitan lainnya adalah masing-masing parpol punya jago sendiri. PDIP dan Gerindra sudah pasti punya calon sendiri. Partai-partai menengah juga sudah punya calon sendiri.  

Partai Demokrat mengusung AHY, PKB usung Cak Imin. 

’’Kemungkinan NasDem bisa berkoalisi dengan Golkar,’’ ujar Siswono.

Siswono menjelaskan, dalam konvensi ini perlu dibuat aturan umum dan khusus. Kalau aturan umum sudah jelas. Warga negara Indonesia dan berusia di atas 40 tahun. 

Sedangkan aturan khususnya misalnya memiliki kapabilitas. Selain itu perlu mempertimbangkan pula ideologi dan finansial. 

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pakar NasDem Syahrul Yasin Limpo menekankan, kepada pentingnya edukasi kepada civil society yang baik dan jangan ada lagi politik dagang sapi.

"Perlu ada regulasi dari awal untuk sampai ke tujuan," kata pria yang biasa disapa SYL.

SYL menyarankan perlunya kelembagaan yang menjaring capres-cawapres di luar sistem, sehingga rakyat bisa melihat proses konvensi secara objektif.

Seleksi rekrutmen, lanjut SYL, perlu dipikirkan sejak awal. Supaya budget besar yang dikeluarkan menghasilkan sesuatu yang besar pula.

Sedangkan Ketua Majelis Tinggi Partai Nasdem yang biasa disapa Mbak Riri lebih menekankan kepada chemistry ketika melakukan koalisi. 

"Kita perlu berkoalisi dengan partai yang memiliki ideologi sama," Mbak Riri menekankan.

Sekjen Dewan Pakar Hayono Isman gembira melihat rencana konvensi ini mendapat apresiasi positif. 

Ketua umum Nasdem sudah pasti tidak akan mau maju. Nasdem ingin cari tokoh dari luar.  "Jika SP (Surya Paloh) tidak mau maju pasti kader yang lain juga tidak akan maju,’’ kata Hayono.

Secara empiris politik yang terkuat hari ini pasangan dari Gerindra-PDIP. Ini sepertinya satu paket. Tapi, yang terkuat, kata Hayono, belum tentu mampu mengalahkan underdog seperti terjadi pada pilpres 20014. Apakah ini akan terulang? 
  (Muh)