MERDEKA NEWS - Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Purworejo, Agustinus Susanto-Rahmad Kabuli alias Kelik berhasil menumbangkan dua pasangan lain. Duet ASLI ini berhasil meraup 35,9 persen.
Pasangan nomor urut 1 yang diusung PDIP, Gerindra dan PAN ini memenangkan pertarungan karena dianggap mampu membawa perubahan di Purworejo.
Hal ini terlihat dari hasil survei terbaru Pilkada Purworejo yang dikeluarkan Suara Publik Indonesia (SPI). Di bawah pasangan ASLI, Kuswanto-Kusnomo berada pada posisi kedua yakni 33,1 persen.
Sementara pasangan incumbent yakni Agus Bastian-Yuli Hastuti meraup 28,6 persen.
Survei yang digelar pada 20 Oktober - 30 Oktober 2020 itu menggunakan metode sampling multistage random, sampling ini memakai responden 1.000 . Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Direktur Riset Dan Data SPI, Agung W Hadi mengatakan, tingkat margin eror-nya sekitar 2,8 persen. Jadi kata dia, seandainya hari ini digelar Pilkada Purworejo maka pasangan ASLI Agustinus Susanto – Rahmad Kabuli alias Kelik memenangi pertarungan 9 Desember 2020.
"Ada 2,4 persen swing votter atau yang belum menentukan pilihan. Yang menarik adalah suara pemilih pria 23,6 persen dan wanita 22,1 persen memilih pasangan nomor 1. Untuk pemilih pemula yakni dari umur 17 - 20 tahun 27,6 persen memilih ASLI dan ini menandakan bahwa kalangan milenial menginginkan perubahan dan sosok yang berani," ungkap Agung di Caffe Panggena Coffe Shop, Purworejo, Sabtu (14/11).
Untuk sebaran suara pemilih parpol disetiap kandidat masih solid baik pasangan nomor 1, 2 dan 3. Untuk ASLI suara PDIP, Gerindra dan PAN di atas 40 persen.
"PDIP, Gerindra dan PAN solid ke Agustinus. Dan jika mesin partai ini terus kencang maka dipastikan kemenangan milik Agustinus," tambah mantan aktivis 98 ini.
Dalam pertimbangan pemilih untuk memilih calon yang paling besar adalah kepribadian yang baik 96,4 persen dan bersih dari kasus hukum 92,3 persen.
Untuk money politic kata Agung, ternyata warga Purworejo sudah cerdas. Artinya tidak tergoda dengan janji pemberian uang.
"Jadi uang tidak lagi pemicu untuk mempengaruhi pemilih. Jika dipersentasi hanya ada sekitar 24,6 persen yang memilih calon karena diberi uang. Dan sisanya sekitar 75,4 persen kencenderungannya menolak money politic bahkan hanya mengambil uangnya tapi tidak mau memilih calonnya," tambahnya. (Khairy/MN)
-
Tebar Baliho Di Sejumlah Titik, Mochtar Buka Suara Soal MajuJadi Walkot Bekasi 2024 Ketua Bappilu PDI Perjuangan Jawa Barat, Mochtar Mohamad maju ke Pilkada di Jawa Barat, sebagai calon Walikota Bekasi 2024 pada November mendatang.
-
Genjot Produksi, Wamentan Serahkan Bantuan Alsintan ke Petani Purworejo Genjot Produksi, Wamentan Serahkan Bantuan Alsintan ke Petani Purworejo
-
Aktivis Lintas Generasi Bergerak, Panasi Pilkada DKI Lewat NGOJAK RN - Para aktivis Jakarta mulai gerah. Sebab, eforia Pilkada DKI Jakarta hingga kini masih sepi dan sunyi.
-
Berlangsung Mulai Hari Ini, Polri Gelar Operasi Mantap Brata 2023-2024 Pengamanan Pemilu Operasi bakal berlangsung selama 222 hari, terhitung mulai Selasa, 17 Oktober 2023 dan digelar di 34 Polda
-
Urgensinya Apa Pilkada Serentak 2024 Dimajukan? wacana tersebut harus dipertimbangkan secara mendalam terlebih dahulu