merdekanews.co
Sabtu, 30 Desember 2017 - 02:43 WIB

Mesin Rp 211 Miliar Siap Beroperasi

Awas, Akun Pembully Kini Bisa Terlacak

Ira Saqila - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Bagi Anda yang hobi membully sebaiknya waspada. Sebab, pemerintah telah membeli mesin pelacak akun-akun pembully.

Selain pembully, mesin tersebut juga mampu mendeteksi penyebar berita hoax dan situs-situs porno. Saat ini mesin seharga Rp 211 miliar itu berada di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Kemenkominfo nantinya akan memakai mesin pengais (crawling) konten negatif tersebut sebagai pendukung dalam upaya sensor terhadap konten-konten negatif di internet.

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Kominfo Semuel A Pangerapan, mengatakan mesin tersebut telah secara resmi diserahterimakan pada hari ini dari PT Inti kepada Kemkominfo. "Dengan mesin ini maka secara waktu dan volume akan lebih cepat menangani konten negatif," katanya.

Saat ujicoba dalam tiga, mesin tersebut mampu mendeteksi sekitar 120 ribu situs porno Indonesia dan 1,2 juta situs hasil yang 'dicrawling'.

Melalui alat pengais konten negatif tersebut, nantinya berbagai konten negatif baik pornografi, perjudian, investasi bodong, terorisme, obat-obatan tanpa izin, dan lainnya dapat lebih cepat ditangkal.

Begitu pula dengan akun-akun yang menyebarkan konten-konten negatif di dunia siber. Mesin tersebut juga dapat digunakan oleh instansi-instansi lainnya yang membutuhkan penanganan konten negatif.

Kepala Sub Direktorat Penyidik Kemenkominfo Teguh Arifiyadi mengatakan, mesin tersebut di luar dari pengaduan masyarakat terhadap konten-konten negatif. Dia mengatakan, mesin tersebut selain situs juga dapat mencari akun-akun media sosial yang menyebarkan konten-konten negatif, sehingga pihaknya dapat melakukan upaya penanganan terhadap akun tersebut.

Kemenkominfo telah bekerja sama dengan berbagai akun media sosial utama seperti Google, Facebook, Twitter, Line, WA, Telegram, BBM, dan Bigo dalam penanganannya. "Nantinya akan terus bertambah," tambahnya. (Ira Saqila)