MERDEKANEWS - Oknum elit politik Jakarta diduga menjadi dalang aksi unjuk rasa yang ingin merusak Anies Baswedan. Cara ini bisa saja mengecoh kinerja Anies yang saat ini sedang konsen membasmi Corona.
Tuduhan sekelompok massa yang menyebut Anies Baswedan mendalangi demo penolakan UU Cipta Kerja (Ciptaker) adalah tuduhan keji.
Bahkan tuduhan itu masuk dalam katagori pelanggaran hukum dan masuk pencemaran nama baik. Hal ini dikatakan aktivis 98 yang juga inisiator Lingkar Aktivis Jakarta (LAJ) Agung Nugroho kepada wartawan, Kamis (29/10).
Seperti diberitakan, puluhan massa berdemo Balaikota DKI (28/10) dan menuduh Anies mendalangi demo buruh dan mahasiswa menolak pengesahan UU Ciptaker. Selain itu, ada juga insiden seorang ibu yang mengamuk dan membawa bensin ingin membakar Balaikota.
Hal ini diungkapkan oleh insiator Lingkar Aktivis Jakarta (LAJ), Agung Nugroho pagi ini (30/10) kepada media melalui siaran pers LAJ yang disebar melalui media.
"Tuduhan ke Anies mendalangi demo adalah tuduhan sumir tanpa dasar. Apalagi hanya karena Anies mendatangi lokasi pembakaran halte Busway yang merupakan aset pemprov dan berdialog dengan para pendemo," ungkapnya.
Agung melanjutkan, padahal banyak kepala daerah yang menemui pendemo. "Kan banyak gubernur dan wali kota menemui pendemo tolak UU Ciptaker diberbagai daerah. Kenapa harus Anies? Inikan aneh, soal mendatangi lokasi pembakaran halte Busway itu tanggungjawab gubernur sebagai pimpinan pemprov DKI. Dialog Anies dengan pendemo itu cara dan gaya Anies sebagai gubernur meredakan situasi agar kembali kondusif dan terbukti berhasil," bebernya.
Terkait tuduhan ambulans membawa logistik dan makanan, Agung kembali mengatakan itu juga sebagai tuduhan tanpa dasar. Agung justru mensinyalir adanya muatan politik dari demo tersebut.
"Ada dugaan elit politik di DKI yang bermain di belakang demo di Balaikota. Motivasinya bisa saja menutup opini atau pengalihan isu sekaligus mendeskreditkan Anies Baswedan," tegasnya.
Agung yang juga Ketua Nasional Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) meminta pihak-pihak yang bermain di belakang unjuk rasa di Balaikota itu untuk bersabar dan jangan mengganggu fokus Pemprov DKI di bawah komando Anies dalam penanggulangan wabah Corona.
"Rakyat DKI itu cerdas-cerdas dan bisa menilai mana aksi membela rakyat mana titipan. Kami bukan penjilat Anies tapi berdasarkan fakta di lapangan ya aneh lah," tambahnya. (Khairy/MN)
-
Mahasiswa UPER Sulap Limbah Tahu dan Kotoran Sapi Jadi Biogas dalam Waktu Singkat Program pengelolaan limbah tahu yang telah berjalan sejak Januari 2024 ini telah menghasilkan 1,7 meter kubik reaktor biogas
-
Innovillage 2023 Lahirkan 163 Karya Inovasi Mahasiswa Berbasis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sebanyak 2.385 mahasiswa dari 101 perguruan tinggi di 30 provinsi turut berpartisipasi di Innovillage 2023.
-
Diikuti 433 Mahasiswa Timur Tengah, Kemenag Gelar Seleksi Pendukung PPIH Seleksi digelar sehari, 2 Maret 2024 dengan Computer Assested Test (CAT).
-
ASDP Buka Kesempatan Magang Profesional bagi Mahasiswa The Chinese University of Hongkong Program ini memberikan kesempatan 6 hingga 8 bulan bagi mahasiswa mengasah kemampuan bersama ASDP. Tidak hanya dapat merasakan dan terlibat langsung dalam proses operasional pelabuhan dan kapal, mahasiswa akan dapat lebih memahami lini bisnis ASDP di bidang tujuan wisata water front
-
Demo Mahasiswa Dukung KPU dan Bawaslu, Hasil Pemilu adalah Suara Rakyat Kawal dan dukung profesional KPU dan Bawaslu, tolak intimidasi terhadap KPU dan Bawaslu