merdekanews.co
Sabtu, 08 Agustus 2020 - 00:05 WIB

Waspada Dukun Santet Jelang Pilkada Serentak, KNPI: Calon Kalap Merusak Demokrasi  

Khairy/MN - merdekanews.co
Ilustrasi

MERDEKANEWS - Percaya tidak percaya. Tapi, mitos soal aksi main dukun bahkan tega menyantet ternyata ada benarnya dalam Pilkada serentak. 

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) meminta kepada semua pasangan calon kepala daerah bisa bertarung secara fair. Sebab, pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember 2020 bisa saja memunculkan permainan tidak sehat. 

Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama dalam siaran pers kepada wartawan, Jumat (7/8) malam. "Bisa saja calon yang kebelet menang main curang dengan cara tidak sehat," ungkapnya.

Haris mengaku, pertarungan dalam memperebutkan kursi kepala daerah ada dugaan beberapa calon cenderung berprilaku tidak masuk akal. "Bukan hanya money politic dan black campaign tapi bisa mengarah kepada permainan dukun. Ini namanya calon kalap merusak demokrasi," tukasnya. 

Dukun santet dalam dunia politik memang kerap dimainkan oleh oknum yang percaya. "Kalau main cara-cara tidak sehat kan namanya merusak demokrasi," ungkap mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dikelan vokal ini.  

Diketahui, Pilkada 2020 dilaksanakan serentak di 224 Kabupaten dan 37 kota di Indonesia. 270 Kota/Kabupaten ini tersebar di 9 provinsi. "Apalagi saat ini dalam kondisi COVID-19 dan ada batasan dari KPU agar tidak mengumpulkan massa dalam jumlah banyak. Ada dugaan calon yang kalap dan melakukan hal menyimpang dengan menggunakan jasa dukun santet," ungkap Haris. 

Ucapan Haris tidak asal ngecap. Beberapa calon kepala daerah di Pulau Jawa mengaku mendadak sakit hingga dikirimi hal gaib. 

"Ada yang sakit mendadak. Pas dicek ke dokter sehat saja, tapi dipanggil ustadz dan kiai ternyata ada kiriman santet. Alhamdulillah sekarang sudah sehat," tegas Ijal, salah satu tim sukses kepala daerah di Jawa Tengah. (Khairy/MN)