merdekanews.co
Minggu, 01 Maret 2020 - 12:56 WIB

Di Pelantikan Rayon KAHMI Unkris

Ariza Ingatkan Ancaman Dari Dalam dan Luar

MUH - merdekanews.co

MERDEKANEWS -Pimpinan bansos MPR, Ahmad Riza Patria melakukan sosialisasi empat pilar MPR bersama Majelis Rayon KAHMI Universitas Krisnadwipaya (Unkris), di acara Pelantikan Pengurus Rayon KAHMI Unkris Periode 2002-2025, di Hotel Horison Bekasi, Sabtu (29/02).

Sosialisasi empat pilar yang digagas MPR ini mengusung tema "Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD 1945 Konstitusi Negara dan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara,".

Turut hadir dalam  pelantikan pengurus Majelis Rayon KAHMI Unkris, Wakil ketua DPRD DKI Fraksi Gerindra, Muhammad Taufik, Anggota  DPR dari Fraksi PKS Hermanto, Danmenwa Jayakarta, Raden Umar, Ketua Umum Rayon KAHMI Unkris, Pety Fatimah dan para alumni dan mahasiswa HMI Unkris.

Dalam sambutannya, Riza mengatakan, peran empat pilar sangat penting untuk menjaga keragaman dan mencegah potensi perpecahan.

Riza sangat berharap, agar para generasi muda saat ini bisa mengamalkan upaya pemahaman empat pilar dalam berbangsa dan bernegara. 

Hal ini sesuai dengan tajuk Rayon KAHMI Unkris  ‘Sinergitas dan Kerja Nyata Generasi Muda KAHMI untuk Negeri’.

“Keberagaman jika tidak dikelola dengan baik, maka dapat menjadi bumerang dan masalah yang besar yang berujung pada perpecahan bangsa,” kata Riza dalam orasinya di Rayon KAHMI Unkris, Sabtu (29/02).

Dalam orasinya, Riza mengingatkan kepada generasi muda Rayon KAHMI Unkris untuk mewaspadai ancaman dari dalam negeri maupun dari Luar. 

Yaitu, adanya disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat.

“Gerakan sparatis ini terjadi di beberapa daerah, antara lain di Papua, Maluku, Aceh, dan Poso. Keresahan sosial jadi pemicunya,” ujar Riza. 

Selain itu, lanjut Riza, upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain juga menjadi ancaman besar dalam negeri. Termasuk, potensi konflik Pileg, Pilkada hingga Pemilu, serta kesenjangan ekonomi.

“Saat ini, indeks rasio gini Indonesia mencapai angka 0,38%. Angka ini sudah memasuki taraf membahayakan. Artinya, 1% penduduk menguasai 38% ekonomi nasional. Inilah menjadi ancaman di dalam negeri. Maka itu, diperlukan peran generasi muda untuk menjaga keberagamaan dengan mengamalkan empat pilar dalam berbangsa dan bernegara,” ujarnya. 

Selain dalam negeri, Riza juga menyoroti ancaman dari luar. Seperti, adanya pelanggaran wilayah oleh pesawat, atau kapal perang negara lain, dan masuknya, ideologi lain, seperti liberalisme, komunisme, terorisme, dan lainnya.

Lalu, bebasnya impor berbagai produk luar negeri, restoran, investasi asing, perusahaan asing serta penjarahan sumber daya alam melalui eksploitasi sumber daya alam. 

“Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh generasi muda. Pemuda  memiliki kedudukan strategis sebagai penerus cita–cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. Seperti diucapkan Bung karno. ‘Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia,” kata Riza disambut tepuk tangan oleh ratusan kader KAHMI Unkris.  
  (MUH)