merdekanews.co
Rabu, 25 September 2019 - 14:33 WIB

Jokowi dan DPR Jadi Bulan-bulanan Mahasiswa, Rizal Ramli Bilang Begini

Setyaki Purnomo - merdekanews.co

Jimbaran, MERDEKANEWS - Menanggapi aksi demonstrasi mahasiswa di sejumlah daerah, ekonom senior Rizal Ramli buka suara. Kata ini, kejadian ini merupakan pertanda pancaroba bagi Indonesia.Begni kata begawan ekonomi yang tetap memelihara pandangan kritisnya.

Pancaroba disini bukan istilah perubahan cuaca namun lima isu politik hangat yang bisa memanas dan sewaktu-waktu meledak. Pertama adalah isu hukum, khususnya dalam pemberantasan korupsi dan rancangan perubahan KUHP.

"UU KPK yang dibuat untuk melemahkan KPK. Kedua UU KUHP yang diubah dan membuat Indonesia mundur ke sebelum perang dunia ke satu," papar mantan Menko Ekuin era pemerintahan Gus Dur di Royal Tulip Spring Hall, Jimbaran, Bali, Selasa (24/9/2019).

Poin kedua, lanjut mantan Menko Kemaritiman ini, permasalahan Papua yang masih terus berlangsung. Ketiga adalah masalah ekonomi, yakni BPJS Kesehatan yang masih dilanda defisit finansial, serta isu kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL).

Selanjutnya, keempat yakni masalah kebakaran hutan lahan (karhutla) yang melebar karena pemerintah tidak berani bertindak tegas. Terakhir, masalah investasi Tiongkok di Indonesia yang begitu masif, terkesan kuat ada keistimewaan alias priveledge.

"Pemerintah terlalu bermesra-mesraan dengan Tiongkok yang bisa merugikan kepentingan strategis Indonesia. Kelima pokok masalah itu bisa jadi pusaran di pancaroba yang bisa bikin jatuh atau bangunnya Indonesia,” tutur Bang RR, sapaan akrab Rizal Ramli.

Menurutnya ada tiga kunci untuk pancaroba itu yakni jika pemerintah masih memiliki trust; dipercaya rakyat, masih memiliki kredibilitas; pejabat-pejabat yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang masuk akal dan ketiga keberpihakan kepada rakyat Indonesia bisa selamat.

“Istilah saya tergantung trisula nya. Trisulanya kesatu trust kepercayaan masih besar tidak kepada pemerintah. Kedua kredibilitas dan ketiga keberpihakan. Tapi kalau tiga-tiganya tidak ada ya mungkin akan terjadi perubahan yang besar di Indonesia,” imbuhnya. (Setyaki Purnomo)