merdekanews.co
Senin, 11 Maret 2019 - 18:05 WIB

Kantongi Data Valid, Polisi Buru Pemilik Akun @Opposite6890

Anta - merdekanews.co
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. 

Jakarta, MERDEKANEWS -- Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri telah mengidentifikasi akun Twitter @Opposite6890 yang diduga telah melakukan propaganda dengan menuduh Polri mengerahkan buzzer untuk mendukung salah satu paslon di kontestasi Pilpres 2019.

"Tim Siber Bareskrim sudah mengidentifikasi identitas pelaku dibalik akun Opposite6890," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/3/2019).

Kendati demikian, untuk menangkap pelaku, diperlukan proses pembuktian berdasarkan fakta hukum dan alat bukti kuat.

Menurut Dedi, akun anonim tersebut telah melempar sejumlah isu hoaks untuk mendelegitimasi beberapa lembaga pemerintah terkait isu Pemilu. Hal tersebut sudah terlihat sejak November 2018, mulai dari isu tentang KTP elektronik tercecer di beberapa daerah yang menurut Dedi terus diframing untuk memojokkan Kementerian Dalam Negeri.

"Kemudian di Desember 2018 - Januari 2019 dimunculkan lagi isu tentang tujuh kontainer surat suara (tercoblos), DPT. Siapa yang diserang? KPU," tuturnya.

Kemudian, isu yang dimainkan sepanjang Januari hingga Maret 2019 adalah terkait penanganan pelanggaran Pemilu di beberapa daerah oleh Badan Pengawas Pemilu.

Tidak Netral.

"Pola-pola itu sudah kami mapping, ya dalam rangka apa akhirnya? Delegitimasi Pemilu. Jangan sampai ini terjadi karena ini akan merusak demokrasi yang ada di Indonesia," katanya.

Dedi pun menegaskan bahwa yang disampaikan akun Opposite6890 tidak benar. Dia memastikan bahwa Polri bersikap netral dalam penyelenggaraan Pemilu 2019.

Ia mengatakan Polri akan terus memberantas informasi hoaks yang dapat mengganggu proses demokrasi di Indonesia.

"Anggota Polri netral di dalam kontestasi Pemilu ini. Kami akan terus fokus untuk memberantas kasus-kasus hoaks atau juga propaganda-propaganda yang dimunculkan di medsos, kami akan habisi itu," kata Dedi dikutip Antara.

Sebelumnya akun Twitter @Opposite6890 menyebut adanya dugaan keterlibatan Polri dalam mendukung salah satu pasangan capres-cawapres dengan mengerahkan buzzer di media sosial.

Opposite6890 mengatakan bahwa polisi telah membentuk tim buzzer secara terorganisir yang berisi 100 orang per polres hingga Mabes Polri.

Opposite6890 juga menyebut para buzzer itu saling mengikuti satu sama lain di Instagram, Twitter dan Facebook yang berinduk pada akun utama @alumnisambhar.

Opposite6890 menambahkan bahwa para pengikut @alumnisambhar kebanyakan mereka yang berseragam polisi. 
  (Anta)