Depok, MERDEKANEWS – Klaim Pertamina kalau stok tabung gas 3 Kg mencukupi ternyata hoax. Buktinya, kelangkaan tabung gas menjalar ke mana-mana.
Di Kota Bandar Lampung warga mengeluh dengan ketersediaan elpiji tabung tiga kilogram atau tabung melon untuk rakyat miskin yang selalu habis.
Warga terpaksa mencari di penjual yang jauh dengan harga sudah naik tinggi mencapai Rp 23 ribu sampai Rp 25 ribu per tabung, padahal harga di pangkalan hanyak Rp 16.500 per tabung.
Keresahan warga terjadi hampir di beberapa kelurahan di Kota Bandar Lampung. “Langka gas-nya. Saya bingung,” keluh Syarif, warga Tanjungkarang Barat, Senin (11/12/2017).
Di Kemiling, warga terpaksa membeli ke tempat yang jauh seperti di Bundaran Rajabasa Haji Mena. Beberapa warung menyisakan tabung melon, tetapi harganya sudah mahal Rp 25 ribu per tabung. "Terpaksa beli juga biar mahal. Soalnya mau masak pakai apalagi," tutur Farhan, warga Bukit Kemiling Permai.
Pertamina mengklaim stok gas melon cukup, karena kepanikan warga sehingga ketersediaan gas tersebut berkurang atau langka. Pertamina menyatakan telah menambah 535.332 tabung gas melon karena permintaan meningkat.
Kota Bandar Lampung mendapat jatah gas melon sebanyak 32.473 matrix ton atau sebanyak 10.824.333 tabung gas melon. Sementara total jatah untuk se-Lampung sebanyak 178.818 matrix ton.
Di Depok juga masih terjadi kelangkaan. "Gas langka mas. Saya bingung masak,” ungkap Ipah (40) warga Sawangan, Depok.
Hal senada diucapkan Iisda (30). Ibu satu anak ini menyatakan, terpaksa menumpang masak di rumah tetangga lantaran gas melon menghilang.
“Saya numpang masak buat bubur anak saya yang umur 1 tahun,” tegas warga Sawangan, Depok ini.
Di Depok kelangkaan lantaran pasokan gas yang awalnya dipasok 18.000 tabung tapi sekarang hanya dijatahkan 10.000 tabung.
Harga tabung gas 3 Kg di Depok antara 19.000 sampai Rp 22.000. “Kita jual agak mahal karena memang pasokan seret,” keluh pedagang gas.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebutkan, langkanya gas tabung 3 Kg lantaran adanya orang kaya yang tinggal di apartemen juga memakai. Harusnya tabung gas susbsidi itu untuk rakyat miskin. (AY Ata)
-
Ini Upaya Pemerintah Geser Peluang Pekerja Tambang ke Energi Bersih Energi fosil masih mendominasi kebutuhan energi di Indonesia, yakni 87 persen di 2023, di mana energi dari batubara masih menjadi yang paling dominan, di samping minyak dan gas bumi yang mendukung sektor industri, gedung, dan transportasi
-
Sri Mulyani: Belanja Negara Kuartal Pertama Tahun 2024 Tembus Rp427,6 Triliun Hingga akhir Maret 2024, belanja K/L telah mencapai 20,4 persen dari pagu yang telah ditetapkan yaitu Rp 222,2 triliun
-
Triwulan I 2024, 20 KEK Catatkan Investasi Sebesar Rp15,1 Triliun Secara kumulatif hingga triwulan I tahun 2024, 20 KEK telah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp187,5 triliun dengan menyerap 126.506 orang tenaga kerja
-
Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah
-
Inisiatif PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri Hadapi Risiko Geopolitik Ada satu inisiatif yang saat ini sedang PGN dorong yaitu melakukan penetrasi pasar dengan LNG. Tentu ini perlu menjadi pertimbangan industri apabila ada kebutuhan industri yang tidak terpenuhi melalui gas pipa