merdekanews.co
Senin, 04 Februari 2019 - 09:00 WIB

Tahun Politik, PUPR Makin Agresif Bangun 1,25 Juta Rumah

Setyaki Purnomo - merdekanews.co
Plt Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid

Jakarta, MERDEKANEWS - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan  1,25 juta unit rumah pada 2019. Jauh lebih tinggi ketimbang target 2018 sebanyak sejuta unit rumah.

"Program Satu Juta Rumah dilakukan bersama seluruh stakeholder baik pemerintah, perbankan, pengembang, asosiasi pengembang dan lainnya," kata Plt Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, dalam rilis PUPR, Jakarta, Minggu (3/2/2019).

Menurut Khalawi, untuk mencapai target baru sebesar 1,25 juta unit rumah, diperlukan promosi yang lebih masif, disamping media konvensional juga melalui internet dan media sosial. Sehingga masyarakat lebih mudah mencari lokasi rumah subsidi yang diminatinya.

Sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 29 April 2015, capaian Program Satu Juta Rumah terus meningkat. Pada 2015 sebanyak 699.770 unit, tahun 2016 sebanyak 805.169 unit dan tahun 2017 sebanyak 904.758 unit. Tahun 2018, untuk pertama kalinya capaian Program Satu Juta Rumah adalah 1.132.621 unit. Secara keseluruhan, sejak 2015 hingga 2018, telah terbangun 3.542.318 unit rumah.

Sementara itu, Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) melalui anggotanya memberikan kontribusi 394.686 unit rumah, atau sekitar 40% dari program sejuta rumah yang menjadi target pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. "Capaian itu terdiri dari rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 214.686 unit dan rumah komersial bawah dengan kisaran harga Rp200 juta hingga Rp300 juta sebanyak 180.000 unit," kata Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata di Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Realisasi pembangunan rumah REI ini meningkat dibandingkan capaian 2017, totalnya 376. 290 unit. Terdiri dari rumah bersubsidi untuk MBR sebanyak 206.290 unit dan rumah komersial (nonsubsidi) sebanyak 170.000 unit.

Soelaeman mengungkapkan jumlah rumah yang terbangun sepanjang 2018, belum termasuk rumah komersial di segmen menengah atas di Jabodetabek dan kota-kota besar di seluruh Indonesia yang mayoritas memang dibangun oleh pengembang anggota REI.

Dia mengakui, pendataan rumah-rumah komersial (nonsubsidi) terutama di daerah memang mengalami kendala karena pengembang belum memberikan laporan pembangunan kepada Sekretariat DPP REI. "Meski begitu, dengan angka 394.686 unit rumah terbangun di 2018 itu saja sudah menunjukkan bahwa kontribusi REI dalam Program Sejuta Rumah sepanjang 2018  hampir mencapai 40 persen dari realisasi keseluruhan Program Sejuta Rumah yang dilaporkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebanyak 1.132.621 unit," ungkapnya.

  (Setyaki Purnomo)