merdekanews.co
Kamis, 03 Januari 2019 - 12:09 WIB

Oleh: Joko Intarto

Disrupsi di Tahun Babi

*** - merdekanews.co

Era internet benar-benar mengubah prilaku: produsen, agen, pengecer dan pelanggan. 

Lihatlah pusat perbelanjaan elektronik legendaris Jakarta: Glodok. Toko-toko banyak yang sudah tutup. 

Pembeli milenial memang tidak datang lagi ke Glodok untuk berbelanja peralatan elektronik dan komputer. Mereka berbelanja dari rumah. Menggunakan gadgetnya. Melalui aplikasi. 

Beli dari pedagang Glodok juga? Belum tentu. Sejak internet mewabah, Glodok bukanlah satu-satunya pusat perkulakan barang elektronika dan komputer termurah. Meski, di Glodok-lah para pedagang besar itu membuka usahanya: melayani penjualan grosir.

Di luar Glodok sekarang pedagang elektronika eceran  bisa menjual lebih murah. Karena mereka tidak perlu ongkos sewa toko yang mahal. Cukup jualan dari garasi rumahnya yang disulap menjadi showroom sekaligus bengkel perakitan. 

Toh pembelinya tidak ada yang datang ke garasi itu. Pembeli hanya berkunjung ke toko online. Yang sudah didesain dengan cantiknya.

Pedagang eceran itu juga tidak lagi bergantung pada pedagang besar di Glodok. Mereka bisa impor sendiri barang-barang yang diperlukan. Layanan penjualan langsung dari produsen dapat diperoleh dengan mudah melalui online shopnya. Atau lewat market place. Lebih murah. Kadang gratis ongkos kirimnya. 

Ada yang siap. Ada juga yang tidak. Banyak pedagang Glodok yang tetap eksis dengan terjun ke penjualan online. Tapi penjualan melalui offline tidak kunjung pulih. Satu per satu menutup toko. Lama-lama kawasan perbelanjaan Glodok pun sepi.

Penjualan online memang telah menjungkirbalikkan model dan sistem organisasi. Dalam berbagai sektor perdagangan. Hal serupa terjadi juga di industri jasa.

Lihatlah kantor-kantor bank yang mulai sepi. Atau anjungan tunai mandiri (ATM) yang tidak lagi dijejali para pengantri. Jasa perbankan tetap berjalan. Tapi sebagian besar sudah diambil alih mesin  pelayanan digital melalui aplikasi.

Beberapa bank di luar negeri sudah mulai menerapkan zero growth employee. Tidak menambah karyawan lagi. Bahkan ada yang lebih ekstrim: memberhentikan sebagian besar karyawannya. Juga menutup ratusan kantor cabangnya.

Contoh ekstrim lainnya: pemberlakuan sistem pembayaran non tunai di semua gerbang jalan tol. Dulu, di pintu-pintu pembayaran itu selalu ada loket yang dijaga petugas. Lewat bantuan mereka, pengguna jalan tol bertransaksi. 

Ada ribuan loket pembayaran tol di seluruh Indonesia. Dengan jumlah penjaga tiga atau empat kali lipatnya. Sekarang, mereka tidak di sana lagi. Diganti mesin pemindai uang elektronik sebagai sarana transaksi. 

Di Madiun, kota besar keempat  di Jawa Timur, saya kesulitan mendapatkan mobil taksi online. Tidak ada yang mau menjemput saya di halaman parkir stasiun. Terpaksa saya harus menemui drivernya yang menunggu 200 meter dari gerbang stasiun.

"Kami dilarang mengambil penumpang di areal stasiun. Kalau mengantar penumpang saja boleh. Sampai di halaman parkirnya," jelas Sunaryo, sopir taksi online.

Situasi serupa saya alami di  stasiun Purwokerto, Jawa Tengah. Di Kota Kripik itu, taksi pangkalan dan ojek pangkalan yang "menguasai" lahan. Taksi dan ojek online harus mengalah. Kalau nekat, bisa terjadi keributan. Dan itu sudah terjadi, berulang kali.

Mirip-mirip yang terjadi di Jakarta. Saat taksi dan ojek online beroperasi pada awal-awalnya. Bahkan sempat terjadi demo besar-besaran. Menolak taksi dan ojek berbasis aplikasi.

Sekarang memang masih ada penolakan. Tapi sudah semakin jarang. Sebagian tukang ojek dan sopir taksi pangkalan sudah berdamai dengan aplikasi. Mereka tetap mangkal. Tapi sudah menggunakan aplikasi.

Sejak keberadaan ojek online, yang juga melayani pengiriman makanan serta minuman, jumlah pengunjung restoran rata-rata menurun. Angka penjualannya mungkin meningkat. Karena  disumbang pembelian online yang kian banyak.

Anak-anak saya hampir tak pernah ke rumah makan lagi. Tapi pengantar makanan jadi lebih sering datang dibanding sebelumnya. 

Tahun 2019 jaringan internet akan semakin merata di seluruh Indonesia. Disrupsi mungkin juga segera terjadi pada pekerjaan dan bisnis Anda dan saya: kita. (***)






  • MATI MUDA  MATI MUDA Pameran offline tidak mungkin diselenggarakan. Paling tidak hingga akhir tahun ini.


  • BELANTIK ONLINE BELANTIK ONLINE -------- Hari raya Kurban tinggal beberapa minggu lagi. Bagaimana cara membeli hewan qurban dengan tetap #di_rumah_aja agar mengurangi risiko pandemi Covid-19? --------


  • MENEBAR ARTIKEL, MENUAI ORDER MENEBAR ARTIKEL, MENUAI ORDER Saya baru siap-siap mengisi pelatihan news photography saat Pak Yono dari Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia menelepon, Sabtu pagi (27/4).


  • JUARA DUNIA JUARA DUNIA Seorang netizen bernama Fianisa Tiara Pradani mengunggah foto bungkus plastik mi intan yang sudah berusia 19 tahun melalui akun Twitter.


  • Dompet Syariah Dompet Syariah Bermimpi punya dompet syariah boleh-boleh saja. Tapi dari mana memulainya? Semua ada prosesnya. Tidak bisa buru-buru. Apalagi dengan cara bypass.