merdekanews.co
Kamis, 06 Desember 2018 - 00:26 WIB

Oleh: Deka Galang Prima Yudha

Peran Millennial dalam Melawan Kekerasan Ekstremisme

deka - merdekanews.co
Deka Galang Prima Yudha

Jika kita menggambarkan seseorang sebagai ekstremis maka ia adalah orang yang ingin merubah sistem yang sudah ada dengan kepercayaan mereka bahkan dengan kekerasan sekalipun. Hal ini patut kita sadari dari dini guna menghindari konflik dan teror yang akan terjadi di masa depan.

 

Negara yang kita tinggali ini merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan diversitas yang sangat luar biasa, kita memiliki berbagai macam suku, agama, dan lain lain. Namun bukan berarti perbedaan menjadi hambatan kita untuk saling menghargai, justru perbedaan itulah yang bisa membuat kita memahami apa yang tidak kita miliki dan dimiliki orang lain, kembali lagi dalam semboyan kita Bhinneka Tunggal Ika.

 

Sebagai generasi millennial perbuatan kita sekarang bisa berdampak di masa depan, selain aktif bergaul, swafoto, atau bermain sosial media. Kita juga bisa menangkal ekstremis dan caranya sangat sederhana namun memiliki dampak yang besar.

 

Dalam resolusi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) 2250 mengenai Pemuda, Perdamaian, dan Keamanan terdapat 12 butir perdamaian yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Dua di antaranya ialah menerima diri kita sendiri dan menghilangkan prasangka.

 

Bayangkan jika kita mulai dari diri kita sendiri, mengintrospeksi kekurangan dan kelebihan kita untuk berhubungan dengan orang lain. Mudahnya, langkah pertama adalah melihat diri kita dulu dengan menyadari kesalahan yang kita buat, menolak kekerasan dengan memahami konflik yang ada dan memaafkan orang lain. Lalu dilanjuti dengan cara kita melihat orang lain.

 

Kita tidak boleh melihat orang lain dengan rendah karena bisa menimbulkan pandangan yang diskriminatif dan intimidasi. Serta juga tidak boleh melihat orang lain lebih tinggi dari kita, karena akan muncul perasaan takut dan inferior sehingga hubungan tidak menjadi baik.

 

Jika dua langkah itu sudah dilakukan maka membuat hubunganpun akan memiliki perdamaian yang berkelanjutan dan dapat menghilangkan prasangka satu sama lain sehingga kita bisa mengatakan, “Selamat Tinggal Ekstremis”.

 

Penulis adalah mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas Brawijaya, Malang. Anggota delegasi Universitas Brawijaya untuk Singapore MUN 2019.

  (deka)