merdekanews.co
Kamis, 06 Desember 2018 - 00:05 WIB

DARI OBROLAN BARNAS

Program Dana Desa Jokowi Atasi Gap Kemiskinan

Hadi Siswo - merdekanews.co
Narasumber acara OBROLAN BARNAS, Ruhut Sitompul Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf dan pengamat ekonomi Instute for Developmen of Economis and Finace (Indef) Nailul Huda di Kantor Sekretariat Barnas, Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (5/12

Jakarta, MERDEKANEWS -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ruhut Sitompul menyinggung soal cuitan Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto soal angka kemiskinan di Indonesia. Prabowo mengatakan, sekitar 99 persen rakyat Indonesia hidup dalam kategori pas-pasan.

 

Ruhut menyampaikan statemen Prabowo beberapa waktu yang lalu tidak masuk akal. "Gak masuk diakal lah. Kalau 99 persen masyarakat Indonesia miskin. Berarti 1% dia yang nikmatin,"cetus pria yang dijuluki poltak ini, Rabu (5/12).

 

Ruhut saat itu menghadiri Obrolan Barnus (Barisan Nusantara ), relawan Jokowi Maruf pimpinan Nurdin Tampubolon. Si raja minyak ini ditemani oleh pengamat ekonomi Instute for Developmen of Economis and Finace (Indef) Nailul Huda.

 

Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan isu hutang negara kerap diutarakan kubu sebelah untuk menggaet suara.

 

"Hutang sekarang ini harus dilihat peninggalan sebelumnya. Ia memang Pak SBY, tapi jangan juga salahkan dia. Kita akan alokasikan hutang untuk kepentingan rakyat," ujarnya.

 

Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi Nailul Huda menyebutkan, kebijakan yang diambil pemerintah untuk menepis isu tersebut dengan program yang menyentuh masyarakat.

 

"Kebijakan sekarang, salah satunya mengenai penggunaan dana desa, bisa dialokasikan ke sektor padat karya, yang menyerap tenaga kerja,"jelas Huda.

 

Disatu sisi meski program Badan Usaha Milik Desa BUMDes belum bisa menghasilkan kesejahteraan. Huda menilai minimal masyarakat bisa melewati gap kemiskinan.

 

"Ketika ada kebijakan itu, banyak uang BUMdes yang disalurkan. Dampaknya masyarakat bisa melewati ambang batas miskin," imbuhnya.

 Ketua Umum Barisan Nusantara Nurdin Tampubolon

 

Sementara, Ketua Umum Barisan Nusantara Nurdin Tampubolon mengatakan, pelemahan rupiah sendiri memang tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang belum membaik. Pihaknya juga menyoroti suku bunga yang tinggi. Saat ini suku bunga acuan BI mencapai 6 persen.

 

"Kami berharap suku bunga tidak terlalu tinggi. Supaya industri juga semakin mempunyai daya saing," pungkasnya (Hadi Siswo)