merdekanews.co
Selasa, 23 Oktober 2018 - 09:27 WIB

Wakili Jokowi, Wiranto Hadiri Hari Santri di Tasikmalaya

Aziz - merdekanews.co

Merdekanews -Wiranto hadiri acara Santri di Tasikmalaya, Senin (22/10/2018). Bekas Ketua Umum Partai Hanura itu datang mewakili Presiden Jokowi.

Wiranto datang mengenakan baju koko putih dengan peci putih, tanpa memakai sarung. Wiranto hadir memakai celana panjang bahan warna hitam.

Dalam sambutan di hadapan ribuan santri, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengingatkan, selain meneladani resolusi jihad,  santri harus berperan dalam melawan penyebaran kebencian dan hoaks.

Menurut Wiranto, di tengah kondisi sosial politik nasional yang sangat dinamis, para santri diharapkan mampu menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.

Peranan itu, kata Wiranto, relevan dengan Resolusi Jihad yang pernah dikeluarkan oleh Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari, pada 22 Oktober 1945.

Resolusi itu mewajibkan seluruh umat Islam untuk mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Bila dulu ancaman sering muncul dari luar. Saat ini potensi gangguan muncul dari kompetisi politik sesama anak bangsa yang sering tanpa disadari menggiring politik kebencian, dan hoaks," kata Wiranto.

Di acara itu, kostum Wiranto memang sekilas sama dengan para santri dan tamu undangan. Bekas Panglima ABRI itu datang mengenakan baju koko putih dipadu dengan peci putih.

Wiranto tak mengenakan sarung seperti para hadirin lainnya. Wiranto malah mengenakan celana panjang bahan berwarna hitam. Ia pun menyampaikan permohonan maaf saat memberikan sambutan.

"Tadinya saya ingin pakai sarung. Karena naik helikopter, kalau pakai sarung bisa kecantol-cantol. Makanya, harus pakai celana. Minta maaf," seloroh Wiranto disambut tawa peserta hadirin.

Para santri dan pengasuh pondok pesantren yang hadir tampak mengenakan bawahan berupa kain sarung.

Turut hadir Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dan tokoh NU sekaligus calon wakil presiden Ma'ruf Amin juga tampak mengenakan sarung.

Pada awalnya, ia terlebih dulu menyampaikan salam sekaligus permohonan maaf dari Presiden Joko Widodo yang tak bisa menghadiri undangan karena adanya tugas kenegaraan.

"Sehubungan dengan tugas kenegaraan yang lain, beliau mengutus saya untuk menghadiri (sebagai) inspektur upacara dalam acara yang sangat bersejarah ini," kata Wiranto.

Kemudian, ia melanjutkan pidatonya tentang peristiwa terbitnya Resolusi Jihad oleh Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari. Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada  22 Oktober 1945 itu mewajibkan seluruh umat Islam untuk melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan.

"Tekad perjuangan santri dan ulama melalui Resolusi Jihad menjadi momen penting untuk internalisasi gagasan dan paham kebangsaan, khususnya dalam tubuh NU," jelasnya.

Karena itu, kata dia, pemerintah pada 2015 menetapkan setiap 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Menurut Wiranto, penetapan itu sekaligus bentuk pengakuan sejarah atas komitmen kebangsaan para santri dan ulama dalam mempertahankan dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Ia juga berharap para santri menjaga semangat persaudaraan umat Islam (ukhuwah islamiyah), persaudaraan dalam ikatan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah) dan persaudaraan sesama umat manusia (ukhuwah basariyah).

"Izinkan sekali lagi atas nama pribadi, Presiden Indonesia, pemerintah, Selamat Hari Santri Nasional, semoga Allah Swt memberikan petunjuk dan bimbingan dalam melanjutkan darma bakti kepada nusa, bangsa dan negara," jelas Wiranto.

Wiranto juga menegaskan ujaran kebencian dan hoaks berpotensi memicu perpecahan yang mengancam persatuan bangsa. Presiden Joko Widodo, kata dia, berharap kepada para santri menjaga semangat Resolusi Jihad tersebut sesuai perkembangan zaman.

"Sebagaimana yang diamanatkan para pendahulu bangsa dengan peran serta dalam mencegah daru politik identitas yang dimanifestasikan dalam politik kebencian," tegasnya


  (Aziz )