merdekanews.co
Minggu, 03 Desember 2017 - 19:13 WIB

Difteri di Tangerang Sudah KLB

Ya Allah, Virus Batuk Mematikan Masuk Jakarta?

Ira Saqila - merdekanews.co

JAKARTA, MerdekaNews – Warga ibukota diminta waspada. Sebab, penyebaran virus batuk mematikan rawan masuk Jakarta.

Adalah virus difteri yang saat ini sedang heboh. Akhir November lalu, Kementerian Kesehatan merilis data KLB penyakit difteri selama 2017. Provinsi Jawa Timur tercatat paling banyak yakni 271 kasus dan 11 kematian.

Disusul Provinsi Jawa Barat sebanyak 95 kasus dan 10 kematian. Selanjutnya Provinsi Banten dengan jumlah 81 kasus dan tiga kematian.

Selain itu, KLB juga terjadi di Pontianak, Banjarmasin dan beberapa daerah lainnya. Difteri merupakan penyakit yang sangat menular dan berpotensi mengancam jiwa.

Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae. Umumnya bakteri difteri menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Terkadang, penyakit ini juga dapat memengaruhi kulit.

Difteri menular melalui percikan ludah saat penderita batuk atau bersin, pemakaian barang-barang yang telah terkontaminasi bakterinya, atau sentuhan langsung dengan luka borok difteri. Difteri dapat dicegah dengan imunisasi yang termasuk dalam program imunisasi dasar.

Komisi E DPRD DKI meminta kepada Dinas Kesehatan agar waspada. Dan, menggerakkan tim kesehatan di puskesmas agar bisa masuk ke kelurahan, RW dan RT.

“Bisa saja petugas puskesmas kerjasama dengan ibu-ibu PKK di masing-masing RT,” tegas Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Ashraf Ali kepada wartawan, Minggu (3/12/2017).

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengkhawatirkan kejadian luar biasa (KLB) difteri. Koesmedi mengaku, DKI menaruh perhatian lebih terhadap Tangerang karena sebagai salah satu daerah yang banyak terdampak dan dekat dengan Ibu Kota.

"Tangerang itu yang saya lagi khawatir. Kan orang Jakarta banyak mondar-mandir ke situ," kata Koesmedi seperti dilansir Republika, Minggu (3/12/2017).

Koesmedi mengimbau kepada seluruh warga DKI untuk segera ke puskesmas terdekat jika melihat ada gejala terkena difteri. Jika panas tinggi, sakit tenggorokan dan batuk yang susah sembuh, maka tak boleh menunda untuk berobat. Lebih-lebih jika terjadi pada anak, karena difteri lebih banyak menyerang usia 1-5 tahun.

"Anak-anak kalau gejala difteri yang paling menonjol itu ada putih di daerah amandel, kalau itu putih itu bahaya. Tenggorokan sakit dan susah bicara," ujar dia.

  (Ira Saqila)