Yogyakarta, MERDEKANEWS - Keputusan Presiden Joko Widodo membatalkan kenaikan harga BBM jenis premium, menarik perhatian Ekonom UI Faisal Basri. Dia bilang, evaluasi harga BBM idealnya mempertimbangkan tingkat konsumsi. Khusus premium trennya turun.
"Saat ini orang secara alamiah sebetulnya konsumen telah beralih ke pertalite. (Konsumen) premium tinggal 10-20 persen saja," kata Faisal Basri di University Club, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (17/10/2018).
Mempertimbangkan tren penurunan konsumsi premium, kata Faisal, seharusnya pemerintah tidak perlu ragu untuk melakukan evaluasi dengan menaikan harga premium. Seiring kenaikan harga minyak dunia.
"Karena pada dasarnya masyarakat tidak perduli mau harga minyak dunia naik atau tidak yang penting dia beli dengan harga segitu, tidak ada keinginan menghemat. Kita lihat di SPBU-SPBU di Jakarta kita lihat orang lebih banyak beli pertamax," kata mantan anggota Satgas Pemberantasan Mafia Migas ini.
Tanpa adanya penyesuaian harga BBM premium, di sisi lain akan memberikan beban keuangan pada Pertamina mengingat premium tidak lagi disubsidi oleh pemerintah.
Oleh sebab itu, ia sepakat aturan yang dibuat oleh pemerintah untuk mengevaluasi harga BBM setiap tiga bulan sekali tetap terus dilaksanakan. "Aturannya sebetulnya sudah bagus dengan dievaluasi atau ditinjau setiap tiga bulan, hanya saya harap itu bisa terus dilaksanakan. Tapi jangan sampai (harga) cuma ditinjau saja tetapi tidak ada perubahan," kata dia.
Sebelumnya Menteri Energi, dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengumumkan kenaikan harga BBM jenis premium menjadi Rp7.000 per liter pada Rabu (10/10) di Bali. Kenaikan harga itu, kata Jonan, akan berlaku di Jawa, Madura, dan Bali.
Namun hampir satu jam kemudian, keputusan itu dibatalkan karena masih membutuhkan kajian dan evaluasi Pertamina bersama Pemerintah berkaitan dengan daya beli masyarakat serta pertumbuhan ekonomi.
(Setyaki Purnomo)
-
Pemerintah Tetapkan Harga Batubara Acuan dan Logam Mulia April 2024, Berikut Rinciannya HBA untuk bulan April ini digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batubara (HPB)
-
Konflik Iran-Israel, Harga Material IKN Berpotensi Naik Kita sedang mengamati situasinya. Kalau sampai saat ini insya Allah kontrak kita aman, kontrak kita kan memang jelas, MYC (Multi Years Contract), kalau nanti ada kebijakan eskalasi ya kita ikuti kalau memang terjadi
-
Konflik Iran-Israel, Menteri Arifin Pastikan Harga BBM dan LPG Tidak Naik Harga BBM, Liquefied Petroleum Gas (LPG), hingga listrik bakal tetap ditahan hingga bulan Juni 2024 mendatang. Pemerintah akan mamaksimalkan stok yang ada untuk menahan harga BBM
-
Pertamina Patra Niaga Berhasil Kawal Kebutuhan BBM Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024 Permintaan selama periode Satgas RAFI dibandingkan normal untuk Gasoline naik 18,1%, Gasoil (Dex Series) turun 26,6%, Avtur naik 10,7%
-
Konflik Iran-Israel Diyakini Tak Ganggu Cadangan BBM Nasional Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dampak dari konflik tersebut berkaitan dengan pasokan minyak dunia melalui Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab