merdekanews.co
Senin, 01 Oktober 2018 - 01:58 WIB

Calon Senator Jakarta

Mpok Syilvi di Mata Para Pemilih Millenial

Sam Hamdan - merdekanews.co
Mpok Syilvi saat dialog dengan atlet Para Games 2018.

Jakarta, MERDEKANEWS - Syilviana Murni resmi mencalonkan diri sebagai Senator Jakarta (DPD RI). Birokrat yang paham soal Jakarta dan hobi blusukan ini diharapkan mampu membawa angin perubahan.

Kalangan millenial di Jakarta ternyata melek politik juga. Biasa berselancar di medsos, kelompok pemilih berusia 18 tahun hingga 30 tahun ini punya harapan besar kepada mantan Walikota Jakarta Pusat yang akrab disapa Mpok Syilvi.

Fitria Yunita (20) warga Cempaka Putih, Jakpus saat kepergok membagikan kartu nama bergambar Mpok Syilvi mengaku, diri tergerak membantu calon senator itu karena dia telah berjasa dalam dunia pendidikan.

"Ini saya modal sendiri. Ngumpulin uang jajan fotocopy kartu nama dan saya bagikan ke teman-teman," aku mahasiswi di PTS Jakarta ini.

Dia menyatakan, dirinya tidak kenal Mpok Syilvi. "Yang saya kenal karya dia saat menjadi Walikota Jakpus. Dia itu rajin blusukan ke kampung-kampung," terangnya.

Hal senada diucapkan Andrianto K. Karyawan swasta di kawasan Thamrin ini menyatakan, saat dia SMP, Syilvi menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

"Dia peduli pada siswa miskin. Saya bisa melanjutkan kuliah karena Mpok Syilvi lah yang membuat saya termotivasi," ucapnya pria yang tinggal di Kembangan, Jakbar ini.

Dirinya bersama beberapa kawan tergerak sosialisasi untuk Mpok Syilvi lewat group WhatsApp (WA) dan akun Facebook serta Twitter.

"Mpok Syilvi gak kenal saya. Dan saya kenal dia karena program yang menyentuh masyarakat soal pendidikan. Kalau bahan buat share di group dan medsos biasanya saya dapat dari berita-berita online dan media cetak," tukasnya.

Di Kemayoran dan Johar Baru, Jakpus, nama Mpok Syilvi memang tidak asing lagi. Wakil Ketua Umum Asian Para Games 2018 ini saat menjabat sebagai walikota getol blusukan.

"Saya kena Mpok Syilvi karena dia hobi menyapa warga," terang Iis Hanif (29) warga Kemayoran, Jakpus.

Segudang Prestasi

Setelah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Mpok Syilvi pada 2007 dilantik Fauzi Bowo sebagai Wali Kota Jakarta Pusat. Di kepemimpinan istri Gde Sardjana ini, Jakarta Pusat diganjar Piala Adipura.

Kini Mpok Syvilvi juga tercatat sebagai Wakil Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Asian Para Games (INAPGOC) 2018. Inilah segudang prestasi yang berhasil dikumpulkan redaksi.

1: Di era Fauzi Bowo, Mpok Sylvi mendapat dua penghargaan MURI sebagai Walikota Wanita Pertama di Ibu Negara dan walikota wanita pertama yang bergelar profesor.

2: Melakukan Pelayanan Terpadu di malam hari (PTMH), di 8 kecamatan dan 44 kelurahan. PTMH merupakan cikal bakal BTSP, sebagai terobosan utk de-birokratisasi.

3: Menjadi saksi khutbah nikah, bagi yang sudah menikah lama tapi tidak memiliki akta nikah.

4: Aksi nyata turun ke kali-kali dan  berkeliling bersama Pangdam Jaya untuk menata dan  membersihkan kali.

5: Melakukan penghijauan di wilayah Jakarta Pusat dan mendapat sebutan Sansiviera City, Anti Polusi.

6: Menggalakkan pemasangan biopori di semua tempat di kelurahan dan kecamatan termasuk di ruang hijau terbuka untuk meminimalisir terjadinya banjir dan genangan.

7: Pertama kali melakukan pengelolaan sampah tidak bau, mengolah sampah dengan sistem oksigenisasi dimana seluruh lahan di kelurahan ditanami tanaman yang dapat dikonsumsi, seperti  bayam, kangkung, dan semangka.

8: Penghijauan di seluruh ruang terbuka.

9: Menghiasi lorong-lorong  dengan vertical garden dan mendapat Piala Adipura.

10: Mendapat penghargaan MURI utk ide asli membuat halte di Jakarta ditanami pohonan dan pot-pot hias, termasuk penghijauan di tiap terminal.

11: Membuat  Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Jakarta Pusat.

12: Pertama kali membuat JUMANTIK

13: Menggiatkan Sistem telekonferensi dengan Lurah dan Camat.

14: Membuat Sistem absensi dengan sidik jari di Jakarta Pusat.

15: Mendapat gelar “INSPIRING WOMAN” dari majalah Kartini

16: Diutus untuk menandatangani  World Electronical Government (WEGO) yang berawal dari 8 negara , sebagai cikal bakal Jakarta Smart City.

17: Penataan pedagang Kuliner kaki lima di gang kecil, misalnya di Pecenongan dan Sidoarjo.

18: Pemindahan penjual buku kaki lima di jalan Kwitang, dengan pendekatan humanis. Sejumlah 300 pedagang dipindahkan ke lantai 4 di blok F di Pasar Senen dan 200 pedagang lainnya  ke Thamrin City. Penjual juga menikmati tempat gratis selama 2 tahun.

19: Program Warung/UKM masuk mall, dilakukan pertama kali di Senayan City dimana 20% area kuliner Senayan City diisi oleh pedangan kaki lima di B2 (food court)

20: Pembuatan WC komunal dengan sistem Bio Energi di Petojo Utara.

21: Bertemu dengan Hillary Clinton dengan CSR ( tanggung jawab sosial perusahan) untuk program WC Komunal. Beliau ingin melihat secara langsung dan membuktikan apakah benar masyarakat sangat terbantu. WC Komunal juga direplikasi di Senen dan Kemayoran.

22: Sekolah-sekolah mendapat program Sekolah Sehat dengan 4 strata sempurna.

23: Bersosialisasi dengan dua kubu dari Masjid Sunda Kelapa dan Gereja Ayam.

  (Sam Hamdan)