Jakarta, MERDEKANEWS - Anggota DPR dari PDI Perjuangan Sukur Nababan mengingatkan Kementerian Perdagangan untuk lebih fokus dalam menjalin kerja sama dagang dengan negara lain.
"Jadi jangan sekedar mengizinkan produk luar masuk ke Indonesia, tanpa ada kontribusinya. Jajaki peluang investasinya. Minta mereka menanam modal di Indonesia. Kita bisa dapat teknologinya, lapangan kerjanya dan rakyat bisa lebih sejahtera. Saya kira kemendag harus lebih visioner Pak Jokowi," papar Sukur di Jakarta, Sabtu (4/8/2018).
Kader PDI Perjuangan yang terkenal vokal di Komisi V DPR ini, mengaku masih ragu dengan kemampuan para menteri dalam memaknai berbagai arahan atau kebijakan dari Presiden Jokowi. Semisal, fokus pemerintahan Jokowi membangun infrastruktur bertujuan untuk menekan biaya logistik di Indonesia yang tergolong mahal ketimbang negara tetangga. Akibatnya, daya saing dari produk Indonesia acapkali kalah.
"Selain itu, infrastruktur bertujuan untuk membuka sentra-sentra produksi yang selama ini tertutup karena minimnya akses. Dengan terbangungnya infrastruktur maka perekonomian di daerah bisa lebih berpeluang untuk bertumbuh," paparnya.
Terkait keinginan Presiden Jokowi agar proyek infrastruktur yang bahan baku impornya tinggi dievaluasi, menurut Sukur, tepat. Sudah waktunya pembangunan infrastruktur di Indonesia mengedepankan penggunaan produk dalam negeri. "Produksi baja dari anak-anak bangsa kita juga unggul kok. Sejak awal saya sudah ingatkan, beri karpet merah kepada produk lokal kita. Lha, kualitas juga tidak kalah kok," tuturnya.
Ke depan, lanjut Sukur, era Jokowi perlu fokus mengembangkan industri manufaktur. Agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi negara lain. Demi mengurangi ketergantungan terhadap impor yang bisa menggerus cadangan devisa. "Kita ingin bisa menjadi negara mandiri. Kita punya modal dan kemampuan. Tentu saja semua elemen harus lebih kompak dan visioner," kata Sukur.
Saat ini, menurut Sukur, dukungan perbankan terhadap pembangunan industri manufaktur masih jauh dari harapan. Kredit perbankan untuk sektor ini, masih tergolong mahal, dua digit. "Di Malaysia saja, kredit untuk industri yang strategis bunganya bisa satu digit. Negara lain juga begitu. Nah, kita masih dua digit. Bagaimana bisa berlari cepat manufaktur kita. Kalau perlu negara beri subsidi," tegas Sukur.
Untuk industri besar yang Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) besar, pemerintah perlu berikan insentif. bentuknya bisa berupa keringanan pajak. Artinya, semakin tinggi serapan produk lokal dari sebuah industri maka semakin diringankan pajaknya. "Dengan begitu, industri lokal yang kecil-kecil bakalan hidup. Soal kualitas, jangan khawatir deh. Mereka tentu bersaing untuk mencipatakan produk yang bagus agar laku di pasaran," ungkapnya.
Apabila Jokowi terpilih kembali, Sukur berharap, fokus pemerintahan adalah membangun industri manufaktur. "Kalau rakyat masih memberikan amanah kepada Pak Jokowi, kita ingin dorong pengembangan industri manufaktur. Kita ingin menjadi bangsa mandiri. Bukan bangsa yang tertinggal terus," kata Sukur. (Setyaki Purnomo)
-
Menhub Budi Karya Komitmen Bangun Infrastruktur Transportasi Tahun 2024 merupakan tahun akhir pemerintahan Bapak Presiden Jokowi dan fokus Kementerian Perhubungan pada pencapaian target RPJMN 2020-2024 menjadi prioritas yang harus dilaksanakan
-
63 Tahun Berkarya, Hutama Karya Jawab Tantangan Pembangunan Infrastruktur Di usia ke 63 tahun ini, Hutama Karya tidak hanya memastikan kestabilan dari sisi bisnis konstruksi namun juga dari sisi peningkatan performa keuangan
-
Pertamina dan Bakrie Group Akan Kembangkan Infrastruktur Riset Berkelanjutan di IKN Pertamina memiliki komitmen kuat untuk menjadi penggerak sustainability di Indonesia. Skema kerjasama ini sangat menarik karena terjadi sinergi antara BUMN, swasta dan universitas kelas dunia. Sehingga, ini bukan hanya membuat bangunan fisik, tapi dapat menjadi fondasi bagi Indonesia
-
Pemerintah Tetapkan 14 PSN Baru, Hasil Kajian Lengkap untuk Pemerataan Sektor Pembangunan dari Infrastruktur hingga Kesehatan Cakupan PSN sendiri tidak hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur fisik, namun juga memastikan peningkatan pemerataan ekonomi, penyediaan pangan, pengembangan perbatasan, teknologi, pariwisata hingga pendidikan
-
Capai Indonesia Emas 2045, PUPR Susun Rancangan Keberlanjutan Program Infrastruktur 2025 untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045, terdapat beberapa target infrastruktur jangka panjang yang harus dipenuhi Kementerian PUPR