merdekanews.co
Minggu, 26 November 2017 - 21:34 WIB

Hujan Abu dan Gempa Vulkanik

Gunung Agung Semburkan Api, Warga Langsung Mengungsi

Ira Saqila - merdekanews.co
Gunung Agung Meletus

BALI, MerdekaNews – Erupsi Gunung Agung terus terjadi. Minggu (26/11/2017), warga mulai mengungsi dan mencari perlindungan.

Letusan Gunung Agung terjadi sejak Sabtu (25/11/2017) pukul 23.00 Wita waktu setempat. Pantauan visual PVMBG, terjadi letusan dengan ketinggian 1.000 meter dengan warna asap kelabu.

Juga dilaporkan telah turun abu vulkanik di sekitar Pos Rendang, Menanga, Besakih, Kubakal dengan intensitas tipis.

Dalam rilisnya, PVMBG mencatat terjadi letusan besar dengan durasi 40 detik, dan tremor non harmonik dua kali dengan durasi 30 – 180 detik.

Selain itu terjadi gempa vulkanik dangkal dan dalam dengan jumlah bervariasi selama kurang lebih 6 – 16 detik.

“Masyarakat di sekitar Gunung Agung agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya di seluruh area

di dalam radius 6 km dari kawah dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara – timur laut dan tenggara – selatan – barat daya sejauh 7,5 km,” kata staf PVMBG Nurul Husaeni dalam rilisnya.

Erupsi Gunung Agung masih terus berlangsung hingga saat ini. Yang menarik, pada saat erupsi Sabtu malam dan Minggu pagi, terlihat fenomena terang berwarna merah yang keluar bersamaan dengan abu vulkanik.

Untuk mengetahui fenomena tersebut, tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Mmalam melakukan pemeriksaan ke lapangan untuk menyelidiki fenomena tersebut.

Tim melakukan pemantauan di Desa Muntig, Kubu, sekitar 6,5 km dari puncak Gunung Agung? Apa hasilnya?

“Setelah beberapa kali pengambilan gambar, dapat teramati bahwa sinar memancar dari dalam kawah ke kolom abu yang keluar dari kawah Gunung Agung sehingga mengakibatkan efek cahaya merah pada kolom abu tersebut,” ujar Kepala Subdit Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG KESDM Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana Minggu malam.

Menurutnya, sinar yang memancar ini berasal dari dalam kawah dan kemungkinan sinar ini bersumber pada lava yang berada di dalam kawah.

Sementara warga yang berada di dekat Gunung Agung mengaku, letusan itu mengeluarkan api. Bahkan, abu vulkanik berwarna merah seperti butiran arang panas. “Abunya merah seperti arang. Semburan apinya besar,” terang Sarde, warga setempat.

Hujan Abu

Hujan abu akibat erupsi Gunung Agung yang terjadi pada Minggu, 26 November 2017, terus terjadi. Masyarakat yang berada di sekitar lokasi melakukan evakuasi secara mandiri.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan hujan abu dilaporkan terjadi di beberapa tempat Kabupaten Klungkung, Bali. Desa tersebut diantaranya Desa Duda Utara, Duda Timur, Pempetan, Besakih, Sideman, Tirta Abang, Sebudi, dan Desa Amerta Bhuana.

Erupsi Gunung Agung terjadi sejak Sabtu, 25 November 2017, dan terjadi secara beruntun hingga Minggu, 26 November 2017.

Meski begitu, tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik. Jumlah gempa vulkanik dangkal sebanyak lima kali, gempa vulkanik dalam sebanyak empat kali, dan tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-2 milimeter (dominan 1 mm). "Tidak ada lonjakan kegempaan," kata Sutopo.

Dia mengatakan masyarakat telah mengevakuasi secara mandiri dengan tertib dan tenang. Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Basarnas, TNI, Polri, PMI, dan relawan membagikan masker kepada masyarakat.

BPBD Nusa Tenggara Barat telah menginstruksikan agar BPBD Lombok Barat, BPBD Kota Mataram dan BPBD Lombok Utara segera melaporkan dampak hujan abu di wilayahnya. "Masker agar segera didistribusikan kepada masyarakat," kata Sutopo.

  (Ira Saqila)