
Jakarta, MERDEKANEWS - Ibarat pertunjukan, Pemilihan Presiden 2019 harus dapat menampilkan pilihan yang terbaik untuk rakyat. Sosok pemimpin masa depan harus melihat kebutuhan bangsa 5 tahun ke depan.
Hal itu dikemukakan anggota DPR RI Ir. Nurdin Tampubolon MM dalam diskusi bertajuk "Mencari Sosok Pemimpin Nasional Sipil - Militer 2019-2024 yang di Warung Daun Cikini, Jakarta, Rabu (11/7). Turut hadir sebagai pembicara dalam diskusi Ketua Program Pasca Sarjana Kesos UI Prof. Dr. Bambang Shergi Laksomono dan Ketua Program Study Ilmu Politik dan Pengamat Militer UKI Dr. Sidratahta Mukhtar.
Menurut Nurdin, dalam era pemimpin nasional saat ini, pemerintahan Jokowi-JK telah melakukan berbagai usaha sehingga terciptanya keberhasilan dan perubahan yang sangat signigikan.
"Jokowi berusaha melakukan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia dengan visi misi yang terukur, revolusi mental dan nawacita yakni membangun Indonesia dari pinggiran, pertumbuhan ekonomi merata dan pembangunan infrastruktur yang luar biasa,'' kata Nurdin.
Untuk melanjutkan Jokowi 2 Periode, Nurdin menambahkan, cawapres harus sosok yang mengerti intoleransi, terorisme, penanggulangan narkoba, hate speech, hoaks dan meningkatkan sumber daya lokal yaitu kemandirian bangsa. ''Termasuk yang bisa menangani masalah-masalah keamanan. Sosok ini tepatnya harus diisu dari kalangan militer,'' tegasnya.
Nurdin melanjutkan, terkait dengan sosok ideal presidenan, tentu hanyalah Jokowi yang berhak menentukan pilihannya. "Sosok yang ideal diserahkan kepada presiden. Kita cukup memberikan kriteria dalam periode kepemimpinan di tahun 2019-2024".
Sementara itu, pengamat militer dari UKI, Sidratahta menjelaskan pemimpin nasional harus mempunyai akuntabilitas yang tinggi, dan leadership yang kuat.
"Sehingga figur milter dan sipil sangat dibutuhkan dalam kriteria pemimpin presiden. Milter yang memiliki visi untuk membangun bangsa yang dibutuhkan berbagai perannya yang dimiliki diperhitungkan di masyarakat," jelas Sidratahta. Ia berharap, dalam menyeleksi kepemimpinan bangsa juga harus dilandasi dengan objektif dan rasional.
Sementara itu, Ketua Program pasca sarjana Kesos UI, Bambang Sergi Laksmono menegaskan kapasitas dalam mengenal potensi daerah dan paham profil perekonomian nasional sangat dibutuhkan dalam mencari sosok pemimpin presiden mendatang.
"Kriteria yang tepat untuk menemaptkan posisi pemilihan pemimpin nasional, kapasitas dalam melakukan sesuatu perspektif yang visioner tetapi juga bisa menurunkan tata laksana hitungan tahun dalam pembangunan nasional sehingga dapat mengedepankan rangkaian kerja secara sistematik," pungkasnya.
(Hadi Siswo)
-
Seperti Selesai di Tangan Jokowi, Keakraban Moeldoko dan AHY Hanya Sebatas Seremoni Moeldoko dan AHY seperti selesai di tangan Jokowi dengan jabatan yang disandangnya, yakni sama-sama sebagai pembantu presiden
-
AHY dan Moeldoko Jadi Sekutu, Dulu Dibegal Kini Saling Belai AHY dan Moeldoko yang dahulu sempat berseteru kini jadi sekutu. Tak ada lagi Pembegalan, kini keduanya saling belai
-
Istana Tepis Isu Sejumlah Menteri Jokowi Mundur: Sengaja Diembuskan untuk Menggoyang Pemerintah! Tujuannya untuk menggoyang ini, menggoyang pemerintah yang sudah baik-baik ini
-
Kunker Presiden Jokowi ke Daerah Lebih Rutin, Terkait Agenda Politik Pemilu 2024? aktivitas serupa juga kerap dilakukan oleh sejumlah Presiden RI pada periode kepemimpinan sebelum Jokowi
-
MA Tolak PK Moeldoko: Kemenangan Bagi Pencari kebenaran, Keadilan dan Pecinta Demokrasi! kemenangan bagi Partai Demokrat, tetapi juga kemenangan bagi pencari kebenaran, pencari keadilan, dan pecinta demokrasi,