Gaza, MERDEKANEWS - Ulah pasukan Israel makin brutal. Sepanjang 2018, pasukan Yahudi itu telah membantai 25 anak Palestina.
Dalam keterangan pers LSM yang mengadvokasi hak-hak anak Palestina tersebut, disebutkan bahwa dari total jumlah 25 anak yang menjadi korban itu, 21 di antaranya tewas di Jalur Gaza.
"Pasukan militer Israel juga telah sengaja membunuh anak di bawah umur dengan menggunakan amunisinya," tulis pernyataan LSM tersebut seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (2/7).
Pernyataan LSM ini juga menyebutkan, dari total 25 itu, 21 di antaranya tewas karena ditargetkan militer Israel secara langsung. Dan, 11 di antaranya ditembak di bagian kepala dan leher.
Tentara Israel kemudian melanjutkan eskalasinya dengan menggunakan kekuatan mematikan dan peluru hidupnya kepada anak-anak Palestina yang tidak menimbulkan ancaman secara langsung.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina juga mencatat, jumlah warga Palestina yang menjadi martir akibat tembakan pasukan militer Israel mengalami kenaikan sehingga menjadi 135 korban. Jumlah ini terhitung sejak gelombang protes warga Palestina pada 30 Maret lalu.
"Ada lebih dari 15 ribu orang yang telah terluka selama gelombang protes terjadi di Gaza," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qidra.
Al-Qidra melanjutkan, saat ini ada sekitar 370 orang terluka berada dalam kondisi kritis. Sebanyak 2.536 dari mereka yang cedera adalah anak-anak dan 1.160 adalah wanita. Bahkan, di antara yang terluka adalah 231 staf medis dan 175 wartawan.
Warga Palestina telah memulai gelombang protesnya dengan melakukan aksi massa di sepanjang pagar keamanan Gaza-Israel pada 30 Maret lalu. Mereka menuntut haknya untuk kembali ke rumah-rumah dan desa-desa mereka di Palestina.
Tempat asal mereka amat bersejarah hingga kemudian Israel pada tahun 1948 mulai merampas tanah Palestina. Para pengunjuk rasa juga menuntut diakhirinya blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama satu dasawarsa.
Sebab ini telah menghancurkan perekonomian kantong pesisir dan merampas 2 juta penduduk sehingga menyebabkannya kesulitan mengakses komoditas pokok. (Ira Safitri)
-
Konflik Iran-Israel, Harga Material IKN Berpotensi Naik Kita sedang mengamati situasinya. Kalau sampai saat ini insya Allah kontrak kita aman, kontrak kita kan memang jelas, MYC (Multi Years Contract), kalau nanti ada kebijakan eskalasi ya kita ikuti kalau memang terjadi
-
Konflik Iran-Israel, Menteri Arifin Pastikan Harga BBM dan LPG Tidak Naik Harga BBM, Liquefied Petroleum Gas (LPG), hingga listrik bakal tetap ditahan hingga bulan Juni 2024 mendatang. Pemerintah akan mamaksimalkan stok yang ada untuk menahan harga BBM
-
Kemendag Klaim Distribusi Barang Impor Lancar Meski Konflik Iran-Israel Semakin Memanas Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim distribusi barang-barang impor masih masuk dalam kategori lancar meski konflik antara Iran dan Israel di Timur Tengah semakin memanas
-
Imbas Perang Iran dan Israel, Nilai Tukar Rupiah Nyungsep di Rp16.260 per Dolar AS Perang Iran dan Israel berimbas pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)
-
Serangan Balik ke Isfahan Iran Gunakan Drone Bukan Rudal, Israel Masih Menahan Diri? Serangan balik tersebut diketahui dilakukan dengan drone, bukan dengan rudal atau serangan udara