
Jakarta, MERDEKANEWS - Jelang pencoblosan pilkada serentak, SBY muncul. Ketua Umum Partai Demokrat ini meminta aparat negara seperti Badan Intelijen Negara (BIN), Polri dan TNI bersikap netral dalam pilkada serentak 27 Juni 2018.
Pernyataan politik ini disampaikan Presiden ke 6 RI saat menghadiri kampanye terakhir Deddy Mizwar-Dedy Mulyadi.dilapangan Kresna Kota Bogor Sabtu (23/6/3018).
Dalam jumpa persnya, SBY menilai, jelang Pilkada 2018, ada oknum BIN, TNI, dan Polri yang berniat merusak martabat pemilu dari Demokrat.
SBY mengaku, banyak informasi yang ia terima, ada aparat diindikasikan mulai berpihak pada partai politik tertentu jelang pilkada serentak 27 Juni 2018 .
“Seperti ada niat membuat mereka tak netral. Untuk itu, saya berharap BIN, Polri dan TNI netral. Selama 10 tahun saya tentu mengenal pemerintah negara. Meskipun dulu saya juga capres 2009, parpol saya juga sebagai peserta pemilu, meskipun 2014 Demokrat dalam keadaan susah, elektabilitas rendah, tetapi saya tidak pernah menggunakan kekuatan yang seharusnya netral untuk memenangkan partai yang saya pimpin,” ujar SBY bersemangat.
Ia mengatakan, pernyataannya ini sebagai pengingat bagi semua partai politik untuk netral.
Tidak hanya itu, SBY juga merasa, saat ini pribadinya tengah diserang oleh partai tertentu dengan mengatakan SBY panik.
“SBY tidak panik, biasanya yang panik cenderung curang. Insyallah, kami tidak curang. Tapi kami waspada,” ucapnya.
Sinyal ada oknum aparat TNI, Polri, dan BIN, yang ikut berpolitik untuk menggagalkan calon-calon yang diusung Partai Demokrat. SBY lalu mengungkit pemeriksaan Sylviana Murni oleh Polri dalam Pilgub DKI Jakarta, dimana saat itu putera sulungnya, AHY ikut berlaga.
Pemeriksaan Gubernur Papua Lucas Enembe, serta Antasari Azhar pasca bebas dengan pernyataan yang menyudutkan pribadi SBY.
“Yang saya sampaikan bukan isapan jempol. Tidak ada niatan melebih-lebihkan, mendramatisasi apalagi tuduh liar. Saya hati-hati dalam berbicara. Tetapi yang saya sampaikan ini, cerita tentang ketidaknetralan elemen atau oknum dari BIN, Polri, TNI itu nyata adanya,” papar SBY.
“Ada kejadiannya, bukan hoax. Sekali lagi ini oknum. Namanya oknum. organisasi BIN, Polri, dan TNI itu baik. Saya pernah hampir 30 tahun di wilayah itu. Dan kalau ada kesalahan tidak ada prajurit yang salah, tidak ada anggota yang salah. Yang salah adalah petinggi-petinginya yang keblinger,” tegasnya yakin.
(Ira Safitri)
-
Pasar Modal, Krisis Politik Ekonomi, dan Kebijakan Pasar Modal, Krisis Politik Ekonomi, dan Kebijakan
-
Pastikan Tak Ada Reshuffle Kabinet, Sufmi Dasco Tepis Isu Sri Mulyani Mundur Dan saya sudah cek ke pemerintah, belum ada rencana reshuffle
-
Menyoal Pseudo-Spiritualitas dan Budaya Korupsi di Negara Religius fenomena ini dengan ciri kemunafikan dalam Islam: berbicara bohong, mengingkari janji, dan berkhianat dalam amanah
-
Kemenag Rilis e-Book Manasik: Isinya Tak Hanya Aspek Fiqih, Ada Hikmah Haji dan Umrah buku digital ini tidak hanya bermuatan aspek fiqih semata, baik rukun, wajib, sunah atau hal teknis lainnya.
-
Satryo Soemantri Menteri KMP Pertama yang Kena Reshuffle, Digantikan Brian Yuliarto Reshuffle ini merupakan yang perdana dilakukan Prabowo sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 lalu.