
Malaysia, MERDEKANEWS - Sudah terjatuh tetimpa tangga. begitulah nasib mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Raszak.
Saat ini Kepolisian Malaysia membuka kembali penyelidikan pembunuhan seorang model Mongolia Altantuya Shaariibuu (28 tahun). Kasus pembunuhan tersebut menyeret nama Najib Razak.
"Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami membuka kembali penyelidikan," kata Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun seperti dikutip Reuters, Jumat (22/6/2018).
Ia mengatakan laporan terbaru yang diajukan oleh ayah Altantuya menjadi salah satu alasan untuk membuka penyelidikan baru terhadap kasus pembunuhan itu. Altantuya tewas pada 2006 silam. Ia tewas akibat diledakkan dengan bahan peledak kelas militer di sebuah hutan dekat Kuala Lumpur.
Dua mantan perwira polisi, yang menjabat sebagai pengawal pribadi Najib Razak dijatuhi hukuman mati atas kejahatan tersebut. Ayah Altantuya, Setev Shaariibuu, bertemu dengan Jaksa Agung Malaysia Tommy Thomas dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada Rabu (20/6).
Kelompok-kelompok masyarakat sipil menduga pembunuhan Altantuya terkait dengan perannya sebagai penerjemah untuk Abdul Razak Baginda, mantan rekan Najib, dalam pembelian dua kapal selam kelas Scorpena dari raksasa pembuat kapal Prancis DCNS pada 2002.
Abdul Razak, yang mengaku berselingkuh dengan Altantuya, dituduh melakukan aborsi. Namun, ia dibebaskan pada 2008.
Salah satu petugas yang dinyatakan bersalah atas pembunuhannya adalah Sirul Azhar Uma. Akan tetapi, Sirul melarikan diri ke Australia sesaat sebelum hukumannya dijatuhkan. Sirul mengatakan bulan lalu dia akan bekerja sama dengan penyelidikan baru atas pembunuhan itu jika diberi pengampunan penuh.
Malaysia sedang mempertimbangkan untuk membatalkan hukuman mati agar dapat memfasilitasi ekstradisinya. Juru bicara Jaksa Agung Australia tidak mengomentari permintaan ekstradisi untuk Sirul.
Sementara itu, mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak mengatakan ia tidak terlibat dalam insiden tewasnya Attantuya. "Saya tercatat telah bersumpah di sebuah masjid atas nama Allah bahwa saya tidak ada hubungannya dengan kasus ini," katanya.
Ia mengaku mendengar kabar tewasnya Altantuya lima hari setelah kematian. "Itu adalah pertama kalinya saya mendengar tentang dia. Tidak ada bukti untuk menunjukkan saya pernah mengenalnya," ujarnya. (Reuters/ROL)
-
Rektor UMAM Dampingi Ketum Muhammadiyah Bertemu PM Malaysia, Perkuat Peran UMAM di Kancah Internasional Rektor UMAM Dampingi Ketum Muhammadiyah Bertemu PM Malaysia, Perkuat Peran UMAM di Kancah Internasional
-
Seskab Mayor Teddy: Presiden Prabowo dan PM Anwar Ibrahim Sahabat Lama Di Kala Senang dan Sulit Presiden Prabowo dan PM Anwar itu dua sahabat lama di kala senang dan di kala sulit
-
18 Personel Polri Diduga Terlibat Kasus Pemerasan, Jenderal Listyo Sigit Tak Ragu Tindak Tegas Para Pelaku Terhadap pelanggaran-pelanggaran, saya kira kita juga tidak pernah ragu untuk melakukan tindakan tegas dan itu menjadi komitmen kami
-
Polisi Pemeras WN Malaysia di DWP 2024 Harus Dipecat dan Dihukum Berat! Para pelaku sudah mencoreng nama baik Indonesia di dunia internasional, karena yang mereka peras bukan warga Indonesia, tapi warga Malaysia
-
Polisi Diingatkan Jangan Peras Masyarakat dengan Dalih Pemeriksaan Narkoba! mengingatkan polisi tidak memanfaatkan pemeriksaan narkoba untuk memeras masyarakat