merdekanews.co
Kamis, 21 Juni 2018 - 11:34 WIB

Di Makam Bung Karno, Megawati Minta Rakyat Jatim Menangkan Puti Di Pilgub

Muhamad - merdekanews.co

MERDEKANEWS -Rakyat Jawa Timur, diminta menangkan cucu Bung Karno, Puti Guntur Soekarno dalam Pemilihan Gubernur, Jawa Timur 2018. 

Permintaan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri di acara Haul ke-48 Soekarno, di makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Rabu (20/6/2018). 

"Saya bilang ke ayah saya, dan meminta izin untuk terjunkan cucunya, Puti Guntur di Jatim. Dan saya minta rakyat Jatim untuk dapat hargai Bung Karno dengan memenangkan cucunya di Pilgub ," katanya.

Mega mengungkapkan, PDI Perjuangan mengutus Puti berpasangan dengan Saifullah Yusuf di Pilkada Jatim 2018. Pasangan ini adalah merupakan kombinasi dari kaum nasionalis dan santri. Awalnya, PDI Perjuangan memasangkan Saifullah Yusuf dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Namun Anas di tengah jalan mundur dan digantikan Puti.

Penetapan Puti dilakukan setelah Gus Ipul bertemu dengan Mega pada 8 Januari 2018. Ketika itu, Gus Ipul menemui Ketua Umum PDI Perjuangan untuk menyampaikan rekomendasi dari para kiai sepuh Jawa Timur. Puti sendiri baru mendapatkan kabar soal penunjukkan dirinya setelah pulang dari Tokyo, Jepang pada 9 Januari 2018.

Dalam kesempatan itu, Mega mengaku,  hubungan nasionalis dan santri sudah terbina sejak dulu, era ayahnya dengan para kiai NU. Misalnya, KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, hingga KH Wahid Hasyim. Hubungan ini terbina cukup bagus.

Bahkan, ketika dirinya masih kecil, ada tamu yang dinilai dari baju lain dari biasanya. Sebab tamu ayahnya itu mengenakan sarung dan alas kaki sendal jepit. Ia sempat bertanya ke ayahnya, hingga dirinya dibawa ke luar ruangan dan dengan tegas dikatakannya bahwa tamu itu adalah kiai, yang merupakan tokoh agama.

Mega mengaku bahwa ayahnya juga santri. Bahkan, sejak umur 15 tahun sudah menjadi santri ke berbagai kiai. Bermula ketika sang kakek Raden Soekemi Sosrodihardjo menitipkan ayahnya di rumah ulama, HOS Cokroaminoto, lalu belajar ke KH Ahmad Dahlan, Kh Hasyim Asy'ari, dan bertemu ulama Islam lainya. (Muhamad)