merdekanews.co
Rabu, 20 Juni 2018 - 08:11 WIB

5.000 Aktivis Banten Siap Ramaikan Rembuk Nasional Aktivis 98

Eko Satria - merdekanews.co
Konsolidasi Aktivis 98 Banten

Serang, MERDEKANEWS - Sedikitnya lima ribu aktivis pro demokrasi di Banten, siap menghadiri Rembuk Nasional Aktivis 98 yang digelar di Monas, Jakarta pada 7 Juli 2018.

Pernyataan itu dilontarkan Akhmad Yuslizar, aktivis Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98 asal Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), saat konferensi pers, di Sekretariat Panitia Rembuk Nasional Aktivis 98 Banten, Kota Serang, Banten, Selasa (19/7/2018). "Kami sudah siapkan secara matang untuk hadir di Monas, bergabung bersama seluruh aktivis 98 se-Indonesia," ujar Akhmad Yuslizar.

Aktivis FKSMJ dari kampus USNI Jakarta yang kerap disapa Bang Yos ini, menambahkan, kehadiran ribuan aktivis Banten itu menjadi bukti komitmen menjadikan radikalisme, terorisme, dan intoleransi, sebagai musuh bersama. "Kami tidak ingin bangsa ini dipecah belah oleh isu SARA. Kami tidak mau kebhinekaan masyarakat kita hancur oleh kelompok intoleran. Maka dari itu, aktivis 98 dan kaum muda Banten wajib ikut dan mendukung acara rembuk nasional di Monas tanggal 7 Juli nanti," kata Yos berkepala plontos yang menjabat Ketua Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Banten ini.

Hal senada diungkapkan Ali Soera, aktivis Front Pemuda 98 Wilayah Banten. Dia mengaku sudah mengkonsolidasikan semua jaringan elemen pergerakan masyarakat di Serang Banten untuk ikut dalam barisan mendukung rembuk nasional aktivis 98 di Monas. "Tidak boleh ada tempat bagi kelompok intoleran dan terorisme di Banten. Intoleransi dan terorisme merusak tatanan kebangsaan kita yang bhineka tunggal ika ini," ujar Ali.

Pendiri Front Aksi Mahasiswa (FAM) Banten ini menambahkan, gerakan intoleran dan terorisme ini sangat tidak boleh dibiarkan berkembang. Untuk itu, lanjut dia, seluruh elemen pergerakan rakyat di Banten harus menyatukan barisan. "Semua aktivis 98 dan jaringannya di Banten siap bergerak ke Monas dengan tujuan yang sama, yakni melawan paham radikal, paham intoleran, dan terorisme," jelas Ali.

Bahkan, lanjut dia, beberapa simpul aktivis mahasiswa di berbagai kampus di Serang dan Cilegon sudah menyatakan siap bergabung di Monas.

  (Eko Satria)