merdekanews.co
Rabu, 20 Juni 2018 - 09:14 WIB

Prabowo-SBY Ketemu, AHY Capres Apa Cawapres?

Ira Safitri - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Pertemuan antara Prabowo dan SBY masih ditunggu publik. Kedua tokoh ini memang menjadi kunci koalisi diluar barisan koalisi Jokowi.

Di internal Demokrat, gerakan agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon wakil presiden sudah kencang. Bahkan, jelang Lebaran, AHY secara tegas berpidato menyindir pemerintahan Jokowi.

Inilah sinyal kalau Demokrat akan bergabung ke koalisi Herindra atau membuat poros ketiga di 2019. Tapi publik juga harus sadar, karena sikap politik Demokrat selama ini terkesan abu-abu.

AHY sendiri memang sedang dikader menjadi pemimpin masa depan. Tapi, apakah kekuatan Demokrat bergabung dengan Gerindra akan kuat?

Lalu, apakah poros ketiga yang digaungkan Demokrat akan terbentuk? Dua pertanyaan itu memang masih menjadi teka-teki.

Wakil Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (DPP Gerindra), Sandiaga Salahudin Uno menyebutkan Partai Demokrat akan berkoalisi dengan Partai Gerindra pada Pilpres 2019 mendatang.

“Tadi disampaikan bahwa Pak AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) lagi mengatur waktu dengan Pak Prabowo. Saya ketemu juga dengan AHY selama tiga hari ini, memang Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) bertitip pesan insya Allah kita bersama sama di 2019 ini,” kata Sandiaga di kawasan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (18/6/2018).

Dalam waktu dekat, lanjut Sandiaga, dipastikan akan ada pertemuan antara petinggi Partai Berlambang Mercedez dan Burung Garuda tersebut.

“Jadi nanti akan ada pertemuan lanjutan dan ini persiapan tengah dilakukan seiring mempersipakan tanggal 27 Juni ada Pilkada,” kata dia.

Gerindra berharap Demokrat serius untuk bisa berkoalisi dengan Gerindra dan sama-sama memenangkan Pilpres 2019 mendatang. Namun, sebelum sepakat menjadi koalisi ada syarat yang harus dipenuhi oleh Gerindra yakni permasalahan ekonomi yang tertuang dalam Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945.

“Harapan kita (Demokrat berkoalisi dengan Gerindra). Dan mudah-mudahan Pak SBY dan AHY bisa sepakat dengan platform yang kita dorong yaitu ekonomi Pasal 33,” ucap Sandiaga.

Dalam Pasal 33 tersebut berbunyi, ‘Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat’.

Detailnya, menurut Sandiaga, kita harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan mengelola aset vital negara untuk kepentingan dan kemajuan masyarakat Indonesia.

“Pasal 33 sangat jelas bahwa kita ingin ada investasi yang masuk tapi kita pastikan investasi untuk terbaik, untuk kebutuhan terbaik dari bangsa dan negara iu sendiri. Ya itu syarat kita kepada yang bergabung bahwa Pasal 33 ekonomi pancasila termasuk juga wakil presidennya setuju bahwa ekonomi pasal 33 menjadi pedoman untuk kita membangun bangsa ini kedepan,” tegas Sandiaga.

Tapi klaim Sandi dibantah Demokrat. Karena, tidak ada pesan SBY kepada AHY buat berkoalisi dengan Gerindra

Nasib PKS dan PAN

Jika Demokrat berkoalisi dengan Gerindra, gimana nasib PKS dan PAN. PKS sendiri sudah menggadang kadernya untuk posisi cawapres.

Belum lagi PAN. Pendiri partai berbasis Muhammadiyah itu secara lantang bakal maju menjadi capres. Adalah Amien Rais yang sudah terbuka akan menantang Jokowi.

Pertemuan SBY dan Prabowo pastinya akan alot. Tarik menarik antara PKS dan PAN serta kehadiran Demokrat.

Bisa saja jika Demokrat berhasil memasang AHY sebagai cawapres, PAN dan PKS akan galau. Utak-atik menjelang 2019 ini baru akan terlihat pasca pencoblosan pilkada serentak? (Ira Safitri)