merdekanews.co
Kamis, 14 Juni 2018 - 05:03 WIB

Hasil Sidak Ombudsman

Toilet dan Posko Kesehatan Untuk Pemudik di Stasiun Senen Dikritik

Ira Safitri - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Ombudsman RI hanya bisa geleng kepala saat sidak ke Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Komisioner Ombudsman Ninik Rahayu mengkritik  fasilitas umum yang belum memadai seperti posko kesehatan  dan toilet.

Komisioner Ombudsman Ninik Rahayu menilai fasilitas kesehatan saat arus mudik seperti bulan ini seharusnya ditingkatkan. Namun, antisipasi tersebut tidak dilakukan oleh pengelola Stasiun Pasar Senen.

"Mereka tidak membuka posko kesehatan di luar area stasiun. Yang ada cuma di dalam dan itu aksesnya jauh sekali dengan orang yang membutuhkan layanan. Cuma ada perawat dan tidak ada dokter, dan dokter itu on call," kata Ninik di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (13/6/2018).

"Dalam situasi seperti ini kebutuhan medis sangat diperlukan untuk setiap saat. Tadi kami juga berusaha untuk meminta susternya menelepon dokternya, tapi nggak bisa nyambung. Nah bagaimana on call-nya?" imbuh dia.

Selain itu, Ombudsman juga menyinggung soal toilet umum. Di tengah membeludaknya penumpang toilet di Stasiun Pasar Senen hanya berada di area dalam.

Sementara penumpang berhamburan di luar sampai ke area parkir. Ninik menyayangkan kondisi tersebut.

"Layanan yang lain yang sangat terlihat tidak terpenuhi adalah kebutuhan yang paling minimal kalau orang menunggu itu adalah toilet. Itu jumlahnya sama dengan kalau mereka melayani yang jumlahnya ratusan orang," ujar Ninik.

"Hari ini 26 ribu (penumpang), luar biasa. Sudah pasti itu ada kebutuhan (toilet). Dan itu adanya di dalam. Di luar stasiun mereka tidak menyediakan, padahal itu tinggal kerja sama dengan Pemda DKI," sesal dia.

Tak sampai di situ pelayanan publik di Stasiun Pasar Senen yang dianggap tidak memadai. Ombudsman juga menyoroti soal tempat menunggu penumpang.

"Misalnya tempat mereka menunggu keberangkatan. Wajar kalau orang berangkat lebih awal dari jam keberangkatan. Mungkin bisa dua-tiga jam sebelumnya karena mereka punya kekhawatiran terlambat. Ini yang tidak diantisipasi sehingga mereka tidak memiliki tempat yang layak untuk menunggu. Agak semrawut saya lihat dengan mobil lalu-lalang," papar Ninik. (Ira Safitri)