merdekanews.co
Minggu, 10 Juni 2018 - 05:19 WIB

Bikin Gaduh, Stop Polemik Soal Radikalisme Di Masjid

Aziz - merdekanews.co
Syafruddin

Jakarta, MERDEKANEWS -Bikin gaduh, polemik soal radikalisme di masjid harus segera diakhiri. Masjid adalah tempat ibadah dan tempat suci. Semua elemen bangsa harus hati-hati dalam berbicara.

Wakapolri Komjen Syafruddin mengingatkan semua pihak untuk tidak terpancing terhadap isu-isu yang belum tentu kebenarannya.

Hal tersebut disampaikan Syafruddin menanggapi isu ada sekitar 40 masjid yang diduga menyebarkan ajaran radikalisme dan intoleransi di Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jakarta, Jumat, (8/6/2018)

"Ini bulan Ramadan jangan kita berpolemik opini publik, apalagi yang kita polemikkan tempat ibadah, masjid, jangan," kata Syafruddin.

Syafruddin mengaku, telah meluruskan pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno yang mengatakan telah mengantongi data 40 masjid di Ibu Kota yang telah disusupi paham radikal.

"Saya sudah bantah, saya sudah luruskan karena 'masjid' itu buka orang'. Bantahan saya begitu, saya rasa alamat itu tidak tepat dialamatkan ke masjid," kata Syafruddin.

Syafruddin mengatakan, masjid adalah tempat ibadah dan tempat kebaikan berasal.

"Masjid tempat ibadah dan tempat suci. Masjid supaya kita jaga bersama supaya kita juga harus hati-hati dalam berbicara," ucap dia.

Selain itu, Syafruddin juga menghimbau kepada semua pihak untuk mengedepankan Islam yang moderat dan damai. Pengurus masjid pun diminta memperlihatkan wajah Islam yang ramah.

"Mengimbau para pengurus masjid, takmir, dan marbot, kita semua pengurus Dewan Masjid dan masyarakat, supaya masjid kita jadikan wasathiyah Islamiyah (Islam moderat)," kata dia.

"Makanya program kami (DMI) itu yang soft semuanya, yaitu kebersihan, estetika, ekonomi berbasis masjid, wisata religi berbasis masjid," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengundang 42 tokoh praktisi sosial, budaya, pendidikan, dan agama untuk berdiskusi di Istana Merdeka, Jakarta.

Dalam pertemuan itu, Jokowi dan para tokoh membicarakan mengenai adanya paham radikalisme yang diajarkan di sejumlah masjid di Ibu Kota. 

Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra mengungkapkan, awalnya topik tersebut dicetuskan oleh salah satu tamu, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid.

"Mbak Alissa mengatakan, sekitar 40 masjid yang dia survei di Jakarta itu penceramahnya radikal, dia mengajarkan intoleransi dan radikalisme," ujar Azyumardi usai pertemuan.

Presiden Jokowi, lanjut Azyumardi, telah mengambil sejumlah langkah untuk mencegah pemahaman radikalisme dan terorisme yang muncul dari rumah ibadah. Salah satunya dengan menggandeng organisasi masyarakat Islam.


  (Aziz )