merdekanews.co
Sabtu, 19 Mei 2018 - 00:52 WIB

Alhamdulillah, Korban Ledakan Di Surabaya Dapat Santunan Rp15 Juta

MUH - merdekanews.co
Korban bom surabaya

Jakarta, MERDEKANEWS -Kementerian Sosial memberikan bantuan tahap pertama kepada korban ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo sebesar Rp345 juta.

“Santunan tahap pertama diberikan kepada korban yang telah teridentifikasi dan sudah pulang ke rumahnya,” kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat, Jumat (18/5/2018). 

Ia  mengatakan, santunan diberikan kepada 13 orang meninggal dan 30 orang luka-luka. Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 4 Tahun 2015 tentang Bantuan Langsung Berupa Uang Tunai Bagi Korban Bencana, maka kepada ahli waris korban meninggal diberikan santunan sebesar Rp 15 juta. Untuk korban luka-luka santunan maksimal sebesar Rp5 juta. Bantuan serupa juga diberikan bagi anak-anak terduga teroris.

"Kemensos telah berkoordinasi dengan beberapa kementerian yang ada, bahwa kami harus memikirkan bagaimana kelangsungan hidup mereka, sekolahannya wajib diperhatikan,” katanya. 

Bantuan santunan ini diserahkan oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Kemensos Nurul Farijati secara langsung kepada para ahli waris, di antaranya keluarga Bayu Rendra, relawan gereja yang menjadi korban ledakan.

“Keluarga dan anak-anaknya korban seperti Bayu, semua akan diperhatikan. Sebab, Pak Presiden minta adanya penanggulangan bencana sosial termasuk anak teroris tidak boleh berhenti sekolahnya,” terangnya.

Selain santunan, Kementerian Sosial juga telah menurunkan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kemensos RI untuk memberikan trauma healing korban ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo. 
Di Surabaya, Tim LDP bertugas berdasarkan sebaran lokasi korban dan melakukan pendampingan keluarga korban. 

Sementara di Sidoarjo, Tim LDP di Rusunawa Wonocolo memberikan pendampingan kepada 100 anak-anak didampingi para ibunya. Layanan yang diberikan dalam bentuk ruang baca, pendidikan keagamaan, trauma healing. Aktivitas yang dilakukan meliputi mewarnai, menggambar, fun games, olahraga untuk anak-anak. 

“Tim juga memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat anak-anak. Serta disiapkan makanan ringan untuk anak-anak dan dewasa sebagai bahan kontak dalam proses pelayanan dukungan psikososial,” katanya. 

Seperti diketahui tiga ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Minggu, 13 Mei 2018. Ledakan pertama terjadi pukul 06.30 WIB di Ledakan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela. Ledakan kedua pukul 07.15 di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya. Selanjutnya bom meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, pukul 07.53 WIB. 

Ledakan berikutnya terjadi di Rusunawa Wonocolo Kec. Sepanjang Kab. Sidoarjo sekira pukul 21.20 WIB. Sehari setelahnya bom meledak di Mapolrestabes Surabaya di Jalan Sikatan sekitar pukul 08.50 WIB
  (MUH )