merdekanews.co
Rabu, 16 Mei 2018 - 22:12 WIB

Rini Buru Anak Buahnya Yang Diduga Jadi Bohir Terorisme

MUH - merdekanews.co
Rini Soemarno

Jakarta, MERDEKANEWS -Karyawan BUMN yang diduga jadi donator kegiatan terorisme terus diselidiki. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno akan memberikan sanksi tegas jika terbukti anak buahnya  menjadi donator terorisme.

Pegawai BUMN yang diduga itu adalah salah satu badan usaha milik negara yang ada di Pekanbaru Riau. Hal itu diketahui, setelah Densus 88 Anti-Teror menangkap terduga teroris di Palembang, Sumatera Selatan pada Selasa (15/5/2018), malam.

"Kita selidiki soal dugaan adanya BUMN menjadi donator kegiatan terorisme. Kalau memang melanggar hukum, sudah bisa diproses," kata Rini di Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Rini mengaku, belum mendapatkan laporan terkait pegawai BUMN yang menjadi donatur teroris. Yang pasti, lanjut dia, kalau memang terbukti ada pendanaan itu, maka sanksi tegas akan diberlakukan.

"Kalau memang benar dan terbukti, sanksi tegas akan diberikan kepada karyawannya tanpa tebang pilih," katanya.

Meski demikian, Rini mendukung langkah kepolisian untuk mengusut tuntas dugaan tersebut. 

"Saya ingin itu diproses sampai tuntas," ujarnya.

Di internal sendiri, Rini belum bisa berkomentar banyak lantaran ia belum mendapat laporan lengkap mengenai hal pitu. Namun, apabila proses di Polri menunjukkan yang bersangkutan benar-benar menjadi penyandang dana kegiatan teorisme, Rini memastikan, akan ada sanksi bagi pegawai tersebut.

“Kita benar-benar pelajari dan memang itu satu hal yang melanggar hukum. Pasti akan ada tindakan tegas," ujar Rini. 

Saat ditanya soal sanksi bagi pegawai BUMN apabila terbukti menjadi donatur kegiatan terorisme, Rini menjawab, "Yang jelas sanksi tegas sesuai aturan yang ada. Ya ihat saja nanti,” tuturnya.

Seperti diketahui, oknum salah satu Badan Usaha Milik Negara di kota Pekanbaru, Riau, disebut menjadi pemodal terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Palembang, Sumatera Selatan.

Berdasarkan keterangan dua terduga teroris, AA (39 tahun) dan HK (38 tahun), terungkap bahwa misi penyerangan ke Markas Komando Brimob di Depok, Jawa Barat, didukung oknum BUMN.

“Dua terduga teroris yang kami amankan kemarin malam, menyebut pemodal orang yang bekerja di BUMN di Pekanbaru," kata Kepala Polda Sumatera Selatan, Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara di Palembang.

Menurut Zul, keterlibatan oknum BUMN ini baru berdasarkan keterangan terduga teroris. Untuk membuktikan tuduhan itu, polisi harus memiliki bukti yang kuat, seperti transfer uang serta saksi.

Zul menyebutkan, dari 7 terduga teroris yang hendak menyerang Mako Brimob, baru 2 yang ditangkap. Sedangkan lima lainnya masih dikembangkan Kepolisian dan Densus 88.  
Komplotan ini, sambung Zul, merupakan sel-sel teroris yang sedang bangun usai lama tertidur. 
“Mereka mengaku tidak tahu di mana lima orang yang lari itu, kita terus pantau. Apakah ada di Sumsel atau di luar,” jelasnya
  (MUH )