merdekanews.co
Rabu, 05 Maret 2025 - 17:05 WIB

Viral Ornamen Penyu di Sukabumi Rusak: Dari Bambu dan Kardus, Telan Biaya Rp15,6 Miliar?

Cw 1 - merdekanews.co
ornamen penyu raksasa rusak parah di Alun-alun Gadobangkong, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Foto: istimewa)

Sukabumi, MERDEKANEWS -- Foto dan video yang menunjukkan ornamen penyu raksasa rusak parah di Alun-alun Gadobangkong, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, viral di media sosial. Ornamen penyu itu terlihat jebol, terutama di bagian cangkangnya yang berlubang besar.

Lebih mengejutkan lagi, tampak bahan ornamen penyu itu berasal dari rangka bambu dan material yang mirip bahan kardus, bukan batu atau semen. Selain cangkang berlubang besar, bagian kaki dan sirip ornamen penyu itu juga sobek hingga terkoyak.

Hal itu kian memperlihatkan rapuhnya struktur dalam ornamen penyu yang dipajang di area terbuka tersebut. Kondisi ornamen penyu yang rusak parah menjadi mengganggu pemandangan. Padahal, ornamen itu menjadi salah satu ikon wisata di kawasan Alun-Alun Gadobangkong, Palabuhanratu.



Kerusakan tersebut disorot terutama karena narasi patung itu dibangun dengan biaya Rp15,6 miliar. Terkait hal itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman buka suara.

Dia menyatakan bahwa Alun-alun Gadobangkong merupakan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dibangun oleh pihak ketiga. Setelah rampung dibangun, selanjutnya Pemprov menyerahkan fasilitas publik itu kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi pada September 2024.

Ade membenarkan proyek tersebut senilai Rp15,6 miliar. Namun, kata Ade seperti dilansir dari kumparan, anggaran itu bukan hanya untuk membangun patung penyu saja, tetapi keseluruhan fasilitas di Alun-alun Gadobangkong.



"Kita menerima manfaat, segala sesuatunya itu dari provinsi. Kita sudah terima, kita hanya menjaga Gadobangkong tersebut. Nilai Rp15,6 miliar bukan hanya penyunya, tapi adalah Gadobangkong secara keseluruhan. Pemerintah Kabupaten Sukabumi mengucapkan terima kasih kepada provinsi yang telah bisa membangun Gadobangkong," ujar Ade.

Lebih lanjut, Ade menyatakan kendati sudah diserahkan, namun Pemkab Sukabumi belum mengintervensi anggaran untuk pemeliharaan Alun-alun Gadobangkong. Untuk saat ini yang dilakukan Pemkab sebatas menjaga.

"Jadi di sana itu kita belum intervensi anggaran, tetapi kayak pedagang dirapikan, terus taman-taman, kebersihan sudah ditugaskan. Kan ada biaya pemeliharaan itu harus dilihat, [biaya pemeliharaan] oleh provinsi," ucapnya.

Sementara itu, dalam pernyataan resminya, pihak kontraktor PT Lingkar Persada KSO Adhi Makmur menyatakan bahwa patung penyu merupakan ornamen dari Alun-alun Gadobangkong. Pihak kontraktor juga membantah bahwa ornamen itu nilainya sampai miliar rupiah, tetapi hanya sekitar Rp 30 juta, sesuai dengan spesifikasi proyek yang telah ditetapkan.

Ornamen penyu tersebut dibuat menggunakan resin dan fiberglass, material yang umum digunakan untuk patung dan ornamen luar ruangan karena daya tahannya terhadap cuaca ekstrem.

"Terkait kardus dan bambu yang terlihat dalam video yang beredar, kami tegaskan bahwa material tersebut bukanlah bagian dari struktur utama ornamen, melainkan hanya alat bantu dalam proses cetakan awal," ujar Imran Firdaus, pihak kontraktor.

Secara logis, kata dia, jika ornamen ini benar-benar terbuat dari kardus, tidak mungkin bisa bertahan lebih dari satu tahun menghadapi hujan lebat, panas terik, dan kondisi pesisir yang ekstrem.

"Kami juga mengingatkan bahwa ornamen ini bukan untuk dinaiki oleh pengunjung. Sayangnya, banyak pengunjung yang memanjat dan berswafoto di atas ornamen ini, sehingga menyebabkan tekanan berlebih yang mempercepat kerusakan," katanya.

(Cw 1)